Breaking

Dari Bulutangkis, Untuk Korban Bencana

Breaking News / Peristiwa / Slider / December 18, 2018

Pahlawan bangsa. Sudah sepatutnya dan selayaknya gelar ini disandang oleh para atlet Indonesia, tak terkecuali atlet bulutangkis yang telah berulangkali memberikan kebanggaan bagi bangsa ini. Melalui kekuatan fisik dan ketangguhan mental, para pebulutangkis nasional Indonesia rutin mengibarkan Merah Putih di pucuk tertinggi kejuaraan olahraga.

Tak berhenti sampai di situ, mereka juga memiliki kepedulian pada sesama serta jiwa kedermawanan yang juga istimewa. Mendapati bencana alam yang terjadi di sejumlah wilayah, para atlet terpanggil untuk membantu, Caranya, mulai dari menyumbangkan sebagian dari bonus kemenangan yang mereka dapatkan, hingga melelang jersey serta raket yang selama ini mereka gunakan.

Ada yang bisa menghitung keseluruhan gelar juara yang mereka menangkan?

Seperti dalam momen Bulutangkis Indonesia Peduli Palu dan Donggala yang digelar di Fountain Atrium, Grand Indonesia, Jakarta, Sabtu (24/11/2018). Sejumlah atlet bulutangkis kebanggaan Indonesia, seperti Jonatan Christie, Anthony Sinisuka Ginting, Kevin Sanjaya, Marcus Fernaldi Gideon, Tontowi Ahmad, Liliyana Natsir, Greysia Polii, Hendra Setiawan, dan Mohammad Ahsan melelang barang-barang yang pernah mereka gunakan saat mengharumkan nama bangsa.

Terlibat dalam kegiatan ini tentu panggilan hati. Seperti yang diungkapkan oleh peraih medali emas Asian Games 2014 di Incheon, Greysia Polii. “Saya ingin berpesan bahwa kalian tidak sendiri, kita Indonesia, kita satu. Di manapun kita berada, hati kita selalu ada buat kota Palu,” tuturnya sebelum lelang dimulai.

Greysia Polii menunjukkan cara melakukan servis ala seorang juara.

Hal senada disampaikan pemain ganda campuran peraih emas pada Olimpiade Rio 2016, Liliyana Natsir. Melalui sumbangan jersey dan raket, dirinya berharap warga Palu bisa bangkit, tertular semangat para atlet. “Saya berharap dengan jersey dan raket saya ini bisa membantu para korban, dan pastinya saya berharap mereka mendapat semangat dari para atlet bulutangkis ini,” ungkap Liliyana Natsir.

Yang manakah juara dunia tiga kali dan peraih emas olimpiade Liliana Natsir? Aktris Olga Lydia mendampingi Liliana.


Bibit-bibit Baru dari Palu

Hasil pelelangan barang-barang, lengkap dengan tandatangan para atlet ini nantinya akan dikumpulkan untuk mendukung pembangunan 3.000 rumah yang dilakukan Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia, Eka Tjipta Foundation, dan juga Indofood. Direncanakan, rumah yang terbangun, akan dilengkapi pula dengan fasilitas umum, termasuk sarana dan prasarana olahraga.

Rencana mulia ini membuat para atlet semakin bersemangat, karena ternyata tak hanya harapan untuk kembali bangkit yang ditaruhkan oleh para atlet bulutangkis Indonesia kepada para korban bencana, namun muncul juga harapan akan hadirnya bibit-bibit baru pebulutangkis dari kota Palu dan sekitarnya.

“Dengan berolahraga, setidaknya mereka bisa menikmati ataupun mendapat hiburan yang positif. Dan kiranya dengan adanya sarana prasarana ini, akan lahir atlet-atlet berprestasi yang nantinya dapat membanggakan Indonesia,” ungkap Anthony Sinisuka Ginting, atlet bulutangkis peraih medali perunggu pada Asian Games 2018 lalu.

Terhibur dengan berolahraga. Contohnya dengan menyaksikan Anthony Sinisuka Ginting bertanding sembari mengumbar senyum.

Impian serupa diungkapkan oleh pasangan ganda yang terkenal dengan julukan Minion, Kevin Sanjaya dan Marcus Gideon. Melalui jersey dan raket yang mereka sumbangkan, Kevin dan Gideon berharap dapat memotivasi atlet-atlet muda yang berasal dari kota Palu dan sekitarnya. “Semoga mereka termotivasi untuk cepat bangkit, semoga akan ada bibit-bibit baru dari kota Palu,” ucap Kevin dan Gideon penuh harap.

Kepedulian dan semangat para pebulutangkis nasional guna meringankan beban korban bencana bukan baru kali ini saja. Bahkan, jauh sebelum kegiatan ini, pemain tunggal yang tengah digandrungi oleh kaum hawa, Jonatan Christie juga sempat bernazar untuk membantu korban bencana di Lombok setelah dirinya memenangkan pertandingan Asian Games 2018 lalu.

Menerima hadiah dari negara hingga Rp 1,8 miliar sebagai bonus medali emas tunggal putra dan perak beregu putra yang diraihnya, Jonatan Christie bertekad untuk membangun masjid dan sekolah di Lombok, Nusa Tenggara Barat. Aksi ini mendapat pujian dari berbagai lapisan masyarakat.

Bagi Jonatan Christie, kepedulian terhadap sesama sudah ditanamkan sejak masih kecil, sehingga di saat ia beranjak dewasa dan memiliki prestasi sendiri, ia semakin sadar bahwa kepedulian itu harus direalisasikan kepada mereka yang membutuhkan, tanpa mengenal latar belakang suku dan agama.

Biduan Inul Daratista selepas memenangkan lelang kaos Jonatan Christie. Akankah Inul dan Jojo berduet di dapur rekaman atau justru bertanding di nomor ganda campuran?

“Kalau saya pribadi, apapun yang berkaitan dengan charity, apapun itu bentuknya, saya ingin sekali ikut terjun langsung. Dan untuk yang di Lombok, alasan saya membangun masjid di sana karena kebanyakan orang berpikir kita ini berbeda-beda, tetapi sebenarnya kita ini satu. Walaupun saya bukan muslim, tapi saya tahu banyak umat muslim di Lombok yang membutuhkan itu untuk beribadah,” ungkap Jonatan Christie yang akrab disapa dengan panggilan Jojo ini.

Pastinya tak hanya Lombok, karena Jonatan Christie juga terketuk menyumbangkan jersey dan raketnya untuk dilelang di Grand Indonesia. Tak berbeda jauh dengan rekan-rekannya, Jojo berharap bantuan yang ia berikan ini dapat meringankan sedikit beban para korban bencana.

Agar semua atlet berkesempatan unjuk kemampuan di satu lapangan dan semua yang hadir terpuaskan, jadilah ekshibisi berlangsung tiga lawan tiga.


Apresiasi Pemerintah Palu

Putera kelahiran Donggala tak ketinggalan hadir, musisi Abdee Slank (kanan), didampingi Dedi Gumelar yang menjadi pembawa acara.

Acara yang diinisiasi oleh Komunitas Bulutangkis Indonesia ini mendapatkan apresiasi yang luar biasa, baik bagi masyarakat Jakarta yang hadir langsung, maupun Pemerintah Kota Palu dimana Walikota Hidayat hadir langsung dalam kegiatan pelelangan memorabilia. Dirinya mengaku terharu, lantaran acara yang digelar tak lebih dari 6 jam, mampu mengumpulkan dana hingga lebih dari Rp 2 miliar.

“Saya terima kasih banyak kepada teman-teman komunitas bulutangkis yang telah menggalang, mengupayakan penggalangan dana dan mudah-mudahan bisa bermanfaat untuk Sulawesi Tengah dan kota Palu pada khususnya. Saya berterima kasih, saya bangga serta haru bahwa komunitas bulutangkis begitu peduli, begitu empati pada apa yang kami alami,” ungkap Hidayat.

Hidayat menambahkan, situasi terkini di kota Palu berangsur-angsur pulih, mulai dari aktivitas ekonomi yang sudah berjalan, pasar yang sudah terbuka, hingga kegembiraan yang mulai muncul lagi di ruang publik. Namun Hidayat tak memungkiri bahwa masyarakat masih memiliki trauma. Untuk itu Walikota berharap realisasi pembangunan rumah serta fasilitas umum segera terealisasi, agar masyarakat dapat menjalani aktivitas dan merasa nyaman tinggal di hunian yang layak.

 

Reporter: Ruth Saragih, Noveradika

Penulis: Ruth Saragih

Editor: Jaka Anindita

Desainer Grafis: Dede Ilham F











Previous Post

Menembus Batas di Kalijodo

Next Post

Menemukan Kembali Lapangan Banteng





0 Comment


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *


More Story

Menembus Batas di Kalijodo

Ragam skema pendanaan dimanfaatkan pemerintah daerah untuk membenahi ruang terbuka publik. Meski kontroversi hingga politisasi...

November 27, 2018