Hambatan utama bagi lulusan sekolah menengah atas di Tanjung Redeb, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur, saat memasuki dunia kerja di sana adalah kurangnya keahlian yang mereka miliki. Akibatnya, daya saing pemuda setempat lemah, dan industri yang ada – khususnya di sektor pertambangan yang menjadi primadona wilayah itu – kesulitan mendapatkan tenaga kerja ahli.
Berau Coal adalah salah satu perusahaan yang sempat merasakan hal ini. Hingga akhirnya datang ide untuk mendirikan Politeknik Sinar Mas Berau Coal yang menjadi sarana pendidikan di sejumlah bidang yang sesuai dengan kebutuhan industri di Berau, atau dikenal sebagai metode link and match.
Di Politeknik Sinar Mas Berau Coal, lulusan sekolah menengah atas yang berhasil melalui proses seleksi akan memperoleh beasiswa penuh untuk menjalani studi selama 3 bulan. Materi pelajaran dan pelatihan yang diberikan merupakan keahlian yang menjadi dibutuhkan perusahaan-perusahaan yang banyak beraktivitas di Berau, seperti survei dan pemetaan lapangan, pengoperasian serta mekanika alat berat seperti dump truck, excavator, bulldozer, dan pengelasan. Bidang tersebut menjadi kebutuhan utama industri pertambangan, khususnya batu bara.
Agar proses belajar yang berbentuk perpaduan antara perkelasan dan praktik lapangan semakin efektif, para siswa ditempatkan di asrama. Tahun ini, politeknik pertama yang hadir di Kabupaten Berau ini tercatat telah meluluskan 150 peserta didik, yang terserap oleh sejumlah perusahaan rekanan Berau Coal. Tak kurang dari anggota Komisi IX DPR RI mengapresiasi inisiatif ini. “Dengan adanya politeknik pertambangan di Kabupaten Berau ini, akan meningkatkan tenaga kerja lokal, agar tidak ada kesenjangan,” jelas Abidin Fikri di sela-sela kunjungannya ke kampus politeknik, Senin (6/8/2018).
Mendapati hal ini, Yayasan Dharma Bhakti Berau Coal berupaya meningkatkan kapasitas lembaga dengan memperluas jangkauan jaminan kerja, diantaranya melalui penandatanganan nota kesepahaman antara Berau Coal dengan tiga kontraktor besar di wilayah Berau, yakni PAMA, Ricobana, dan SIS. Selain itu, pengembangan kurikulum juga terus dilakukan, antara lain dengan dibukanya program Diploma III/IV di tahun 2018 untuk memenuhi ragam kebutuhan tenaga kerja terampil yang terus berkembang.