Ungkapan mengubah sampah menjadi emas pantas disematkan kepada Mitra Kreasi Handycraft. Usaha kecil mikro dan menengah (UMKM) di Serang, Banten, ini berhasil mengubah limbah kertas dan kardus bekas menjadi kerajinan tangan berkualitas ekspor dan bernilai ekonomi tinggi.
Cerita keberhasilan binaan corporate social responsibility (CSR) PT Indah Kiat Pulp and Paper Tbk (Serang) Serang ini bermula saat bertemunya Farid, ketua kelompok Mitra Kreasi Handycraft, dengan tim community development PT IKPP tahun 2009. Saat itu, pihak perusahaan meminta Farid membuatkan kerajinan tangan dari limbah kertas dan kardus bekas dari produksi PT IKPP. Saat itu, ayah tiga orang anak ini tengah menjalani masa sulit karena kehilangan pekerjaannya.
Sebelum produksi berlangsung, Farid dan kelompoknya terlebih dulu mendapatkan pelatihan bagaimana membuat barang-barang kerajinan tangan secara cuma-cuma. “Mereka serius memberdayakan masyarakat. Itu yang membuat saya pantang menyerah,” ujar Farid seperti dikutip Bisnis.com. Farid tidak serta merta mengecap keberhasilan. Pada awal produksi, karya yang dihasilkan masih belum rapi. “Produk saya ditolak karena tidak layak. Namun, PT IKPP tidak pergi begitu saja. Saya terus mendapatkan banyak masukan dan pelatihan,” ungkapnya kepada Kompas.
Dengan komunikasi dan pendampingan yang intensif, akhirnya Mitra Kreasi berhasil menghasilkan produk sesuai dengan standar dan permintaan perusahaan. Bersama kelompoknya, ia menghasilkan kerajinan tangan berupa kantong belanja, miniatur kapal pinisi dan becak, aneka stationery set, dan banyak lagi. “Kepercayaan itu mahal. Memang repot, tapi berkat komunikasi yang baik, masalah kualitas dan kuantitas bisa diselesaikan,” ucapnya.
Harga produk daur ulang karya Mitra Kreasi bervariasi, tergantung pada ukuran dan tingkat kesulitan pengerjaannya. Produk paling murah, kantong kertas, dijual Rp 3.000 per unit. Miniatur becak seharga Rp 80.000 per unit, sedangkan badak dari kertas seharga Rp 90.000 per unit. Miniatur kapal pinisi setinggi 1 meter, panjang 1,2 meter, dan lebar 30 sentimeter jadi produk termahal, yaitu Rp 700.000 per unit.
Mitra Kreasi setiap bulannya menghasilkan hingga 200 unit kapal pinisi dan 1000 kantong kertas, buah tangana 20 orang warga sekitar yang mereka pekerjaan dengan pendapatan setiap orang mencapai Rp1,2 juta per bulan.
Asia Pulp & Paper Sinar Mas dan PT IKPP menyerap karya Farid bersama rekan-rekannya tadi sebagai buah tangan bagi para tamu dan klien perusahaan sembari memperkenalkannya kepada masyarakat luas melalui sejumlah kegiatan pameran. Hasilnya, belakangan tumbuh pula permintaan komersial dari luar perusahaan. Menurut Farid, kehadiran PT IKPP bermakna semakin banyaknya kesempatan bagi warga sekitar untuk mandiri secara ekonomi. “Asal ada kemauan dari masyarakat untuk mengembangkan diri,” ujarnya.
Kemitraan mereka juga berbuah penghargaan, diantaranya saat PT IKPP menerima Social Business Innovations Award 2012 dari majalah Warta Ekonomi. Social Business Innovations Award merupakan penghargaan yang diberikan kepada perusahaan-perusahaan di Indonesia yang dianggap telah berhasil mengembangkan inovasi-inovasi dalam program tanggung jawab sosialnya.