Presiden Republik Indonesia Joko Widodo menghadiri pembukaan World Economic Forum on ASEAN yang diselenggarakan di National Convention Center, Hanoi, Vietnam, pada 12 September 2018. Bersama dengan sejumlah pemimpin dari negara-negara ASEAN, Presiden memberikan paparan terkait dengan kebijakan pemerintah Indonesia memasuki Revolusi Industri 4.0 dalam sesi yang bertajuk “ASEAN Priorities in the Age of the Fourth Industrial Revolution”.
Dalam paparannya, Presiden menganalogikan kondisi perekonominian global dengan Analogi Film ‘Avengers’, yang sedang menuju ‘perang yang tak terbatas’ atau ‘infinity war’. Mengambil sosok bernama ‘Thanos’ yang ingin memusnahkan setengah populasi bumi karena ia percaya sumber daya planet bumi terbatas.
Menurut Presiden, pada kenyataannya sumber daya untuk umat manusia tidak terbatas. Apalagi, perkembangan teknologi telah menghasilkan peningkatan efisiensi dan memberi peluang untuk memperbanyak sumber daya. Di Indonesia, sumber daya manusia khususnya kaum muda sedang menggerakkan transformasi e-commerce dan ekonomi digital.
Hal ini turut mendorong Revolusi Industri 4.0. yang ia yakini akan menciptakan banyak lapangan kerja dan meningkatkan kesetaraan. Presiden optimistis bahwa ASEAN termasuk Indonesia akan menjadi yang terdepan dalam Revolusi Industri 4.0. Sambutan Presiden mendapat apresiasi dari para hadirin karena tepat dengan kondisi yang sedang dihadapi, khususnya oleh negara-negara ASEAN.
Revolusi Industri 4.0 Peluang Bagi Sektor Pertanian
Sehari sebelumnya (11/9), Chairman and Chief Executive Officer Sinar Mas Agribusiness & Food, Franky O. Widjaja juga menjadi pembicara pada sesi diskusi paralel dengan topik “Innovation and Entrepreneurship Ecosystem”.
Di hadapan para wirausahawan pendiri start-up yang datang dari seluruh negara anggota ASEAN, termasuk Indonesia, Franky O. Widjaja mengatakan bahwa Revolusi Industri 4.0 memberikan peluang dan juga sekaligus tantangan, khususnya bagi generasi muda.
Jumlah entrepreneur terus mengalami pertumbuhan yang sangat pesat dan berpotensi memberikan kontribusi untuk membangun ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif untuk kawasan ASEAN. Di Indonesia, jumlah start-ups yang sukses cukup banyak dan mampu memberikan dampak terhadap masyarakat.
Franky O. Widjaja, Chairman & CEO Sinar Mas, Agribusiness and Food, Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia bidang Agribisnis, Pangan dan Kehutanan, Co-Chair Partnership for Indonesia’s Sustainable Agriculture (PISAgro), Co-Chair Grow Asia Business Council bersama dengan Professor Klaus Schwab, Pendiri dan Executive Chairman World Economic Forum usai sesi diskusi “Innovation and Entrepreneurship Ecosystem”.
Secara khusus di sektor pertanian, Franky O. Widjaja mengatakan bahwa pemanfaatan teknologi digital di era Revolusi 4.0 memberikan peluang yang besar untuk dapat meningkatkan produktivitas petani kecil. Dia menekankan peran penting swasta dalam memberikan pendampingan sehingga petani siap menghadapi era Revolusi Industri 4.0.
“Kuncinya adalah memberikan pendampingan kepada petani agar mereka dapat memiliki pengetahuan dan disiplin untuk menerapkan praktek pertanian terbaik (good agriculture practices), akses kepada keuangan, dan pasar sehingga dapat meningkatkan produktivitas dan pendapatannya,” ujar Franky.