Mencoba menjaring potensi setempat, meningkatkan nilai tambah, dan menjadikannya aktivitas yang bermanfaat bagi masyarakat di sekitarnya menjadi pedoman Sinar Mas dalam melakukan aktivitas filantropi, demikian Managing Director Sinar Mas, Saleh Husin setelah Festival Filantropi Indonesia (FIFEST) dibuka oleh Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro di JCC, Kamis. “Kehadiran pilar bisnis Sinar Mas di sini bukan sekadar menunjukkan program yang kami miliki dan laksanakan, tapi lebih penting lagi guna mendapatkan perspektif serta ide terkini mengenai filantropi dari semua partisipan yang hadir,” ujarnya.
Anjungan Sinar Mas menampilkan ragam inisiatif sosial serta program filantropi dari sejumlah pilar bisnis nya yang berlangsung di berbagai lokasi. Asuransi Sinar Mas melalui Rumah Kreatif Sinar Mas membawa kain Humbang Shibori produk kriya kaum perempuan di Kabupaten Humbang Hasundutan, Sumatera Utara yang telah mendapatkan pendampingan guna memproduksi tenun ikat dengan konsep eco fashion menggunakan bahan organik sehingga seluruh limbahnya terdaur ulang secara alamiah.
Para pengunjung juga disuguhi kopi arabika dari kebun para petani asal Desa Sirisiri, Kecamatan Dolok Sanggul yang bernaung dalam Gabungan Kelompok Tani Mutiara Kasih, dan mendapatkan pelatihan dari Asuransi Sinar Mas bersama pemerintah daerah setempat serta Sustainable Coffee Platform of Indonesia (SCOPI). Melalui praktik agribisnis terbaik, diharapkan mereka dapat meningkatkan kualitas, produktivitas sekaligus berinovasi dalam ragam produk.
Asia Pulp & Paper Sinar Mas menyajikan aneka produk panganan yang dihasilkan kaum perempuan di Kabupaten Perawang, Riau dan Tanjung Jabung Barat, Jambi, berupa kripik tempe, krupuk udang dan krupuk ikan. Pendampingan di Riau melibatkan PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk, sementara di Jambi oleh PT Lontar Papyrus Pulp & Paper Industry. Program Desa Makmur Peduli Api di Jambi menampilkan ragam produk olahan dari jahe merah yang dibudidayakan Kelompok Wanita Mekar Wangi. Sudah barang tentu, tampil pula produk kriya bernilai tambah dengan bahan baku kertas, tepatnya kertas bekas yang diolah dengan konsep reuse, reduce and recycle. Mereka adalah binaan dari PT Indah Kiat Pulp & Paper, Tangerang Mill.
Sinar Mas Land yang hadir melalui BSD City mengajak para aktivis Rumah Pintar BSD City menampilkan program pendidikan non formal berbasis komunitas, dalam hal ini di bidang seni dan budaya, serta pemberdayaan kaum difabel. Diantaranya lewat inisiatif pelatihan Bahasa Isyarat Indonesia bagi kelompok masyarakat tuli yang dilaksanakan bersama Gerakan untuk Kesejahteraan Tunarungu Indonesia.
Sementara PT Berau Coal yang bernaung di dalam Sinar Mas Energy & Infrastructure hadir dengan program pengembangan industri hulu hingga hilir kakao di Kabupaten Berau, Kalimantan Timur yang hingga saat ini telah menjangkau lebih dari 350 petani setempat. Produktivitas, kualitas, berikut harga yang membaik, membuat budidaya komoditas ini kembali bergairah di sana. “Kami berupaya inisiatif yang ada dapat menjangkau masyarakat sekitar, termasuk pula kaum perempuan dan difabel. Memberikan alternatif yang lebih beragam guna meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan mereka, berbasiskan budaya, kekayaan dan kekhasan setempat,” ungkap Saleh.