Gempa bumi dan tsunami yang terjadi di wilayah Sulawesi Tengah pada akhir September 2018 lalu telah menyisakan duka mendalam. Selain kehilangan anggota keluarga, masyarakat korban bencana juga kehilangan harta benda, termasuk tempat tinggal dan lingkungan yang selama ini mereka miliki. Berangkat dari kepedulian untuk meringankan beban para korban bencana, Komunitas Bulutangkis Indonesia (KBI) menyelenggarakan penggalangan dana, lelang amal dan eksebisi bertajuk “Bulutangkis Indonesia Peduli Palu Donggala” yang diadakan di Fountain Atrium, West Mall Grand Indonesia, Jakarta, Sabtu (24/11).
Pada penggalangan dana ini, beberapa pebulutangkis kebanggaan Indonesia seperti Jonathan Christie, Anthony Sinisuka Ginting, Kevin Sanjaya Sukamuljo, Marcus Fernaldi Gideon, Tontowi Ahmad, Liliyana Natsir, Greysia Polii, Hendra Setiawan dan Mohammad Ahsan melelang barang-barang kesayangan mereka yaitu jersey dan raket yang pernah mereka pakai saat mengharumkan nama bangsa.
Selain lelang amal, para legenda bulutangkis Indonesia juga tak mau ketinggalan berpartisipasi dalam kegiatan penggalangan dana ini. Nama – nama besar seperti Sigit Budiarto, Christian Hadinata, Luluk Hadiyanto, Rudy Heryanto Saputra, dan Rosiana Tendean kembali turun gunung dan melakoni pertandingan eksebisi di acara ini. Masyarakat juga diajak berpartisipasi memberikan donasi dengan cara membeli merchandise berupa jersey yang sudah ditandatangani para pebulutangkis andalan Indonesia.
Legenda bulutangkis Indonesia, Hariyanto Arbi, yang menjadi Ketua Panitia Penggalangan Dana mengatakan, kegiatan ini merupakan bentuk nyata kepedulian atlet – atlet bulutangkis Indonesia terhadap bencana alam yang menimpa masyarakat Palu dan Donggala yang banyak menimbulkan korban jiwa dan kerugian materil.
“Saya tak bisa membayangkan derita masyarakat yang menjadi korban bencana ini. Hanya dalam hitungan menit, semua yang dimiliki hancur karena begitu saja. Bencana memang tidak bisa dihindari, tapi semangat tidak boleh mati, inilah pesan dari penggalangan dana yang kami lakukan,” ucap Hariyanto Arbi di sela – sela acara.
Pemilik julukan Smash 100 Watt ini melanjutkan, penggalangan dana yang dilakukan bertujuan untuk pembangunan pasca bencana. Nantinya, donasi hasil penggalangan dana akan diwujudkan dalam bentuk gelanggang olahraga bulutangkis. Untuk itu, KBI bekerjasama dengan Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia yang berencana membangun 3000 rumah bagi korban bencana yang telah kehilangan tempat tinggalnya.
“Dengan adanya tempat tinggal yang dilengkapi sarana olahraga ini, diharapkan bisa sedikit meringankan beban para korban bencana dan mengembalikan keceriaan masyarakat seperti sebelum bencana alam itu terjadi,” Hariyanto menjelaskan.
Untuk itu, Hariyanto berharap penggalangan dana bisa mengumpulkan donasi sebanyak mungkin karena KBI menargetkan membangun lebih dari satu gelanggang olahraga bulutangkis. “Sehingga nantinya kehadiran GOR Bulutangkis ini kelak juga bisa menghasilkan atlet-atlet berbakat dari Palu dan sekitarnya,” Hariyanto menambahkan.
Sementara itu, para pebulutangkis andalan Indonesia yang terlibat di lelang amal ini merasa senang bisa berpartisipasi membantu meringankan beban korban bencana di Palu dan Donggala. Misalnya, Liliyana Natsir yang mendonasikan jersey dan raket kesayangannya di acara lelang amal.
“Rasanya senang bisa ikut terlibat di acara yang mudah-mudahan bisa membantu para korban yang butuh bantuan di palu dan Donggala. Saya akan melelang salah satu benda penting dalam hidup saya, yaitu raket yang selama ini sering saya pakai ketika bertanding dan banyak sekali momen menjadi juara bersama raket itu,” ungkap Liliyana.
Hal senada juga disampaikan oleh Peraih Medali Emas China Open 2018, Anthony Sinisuka Ginting, yang turut terlibat dalam lelang amal ini. Pebulutangkis peringkat 7 dunia ini berharap pembangunan gelanggang olahraga bulutangkis bisa berdampak besar bagi masyarakat korban bencana alam di Palu dan Donggala.
“Semoga nanti dengan adanya gelanggang olahraga bulutangkis itu bisa memunculkan atlet – atlet berprestasi yang kelak bisa mengharumkan nama bangsa. Selain itu, dengan adanya sarana olahraga ini diharapkan juga bisa menghibur masyarakat di sana,” imbuh Ginting.
Perwakilan Komite Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia, Hong Thjin, menyambut baik langkah KBI dalam membangun Palu dan Donggala melalui sarana olahraga. “Upaya KBI memulihkan kembali kondisi Palu dan Donggala pasca bencana selaras dengan tujuan kami yang ingin membangun komplek perumahan dan akan disertai berbagai fasilitas umum seperti sekolah, klinik, dan gedung serba guna yang dapat difungsikan sebagai gelanggang olahraga. Hal ini merupakan landasan kami untuk memberikan tempat tinggal yang dapat memberikan peningkatan terhadap kualitas masyarakat yang tinggal didalammnya. Sehingga perumahan tersebut dapat menjadi lingkungan yang sehat, harmonis dan produktif,” ujar Hong Tjhin.
Untuk mewujudkan hal tersebut, lanjut dia, saat ini sedang dilakukan penggalangan dana kepada masyakat umum, komunitas, institusi pendidikan hingga pusat perbelanjaan. “Targetnya proses pembangunan dapat dimulai Januari 2019 dengan estimasi penyelesaian 1 tahun,” tutup Hong Tjhin.