APP anak usaha grup Sinar Mas menyampaikan keberhasilannya melibatkan masyarakat sekitar pabrik kertas miliknya dalam melakukan konservasi lansekap hutan di Indonesia. Hal ini disampaikan dalam Conference of Parties (COP) ke-22 tentang perubahan iklim di Marrakesh, Maroko.
“Pengusaha sektor kehutanan dapat ikut mendorong keterlibatan masyarakat dalam mencegah kebakaran hutan, sekaligus pemberdayaan masyarakat desa,” kata Director of APP on Strategic Corporate Relation Elim Sritaba dalam keterangannya, Jumat (11/11).
Pendekatan tersebut menjadi fondasi dari program Desa Makmur Peduli Api (DMPA) yang pertama diluncurkan APP tahun lalu, saat ajang COP21 digelar di Paris. APP menargetkan bisa membentuk 500 DMPA sampai 2020.
DMPA merupakan program terpadu antara perusahaan dengan masyarakat lokal dalam mengembangkan potensi diri. Program ini bertujuan memberi nilai tambah sosial ekonomi masyarakat sekitar, sekaligus menjaga kelestarian lingkungan sekitar, salah satunya melalui kegiatan agroforestri.
Satu tahun setelah diluncurkan, 58 desa sudah menerima manfaat dari program DMPA dan 22 desa lainnya diharapkan akan menyusul jelang akhir tahun. Target APP adalah membawa program DMPA ke 500 desa sebelum tahun 2020.
Desa-desa penerima manfaat program DMPA dipilih berdasarkan jarak mereka dari konsesi APP, serta penilaian soal tingkat kerentanan mereka terhadap kebakaran hutan, deforestasi dan konflik atas sumber daya alam.
“Program ini mendukung dan sejalan dengan tujuan Pemerintah agar sektor industri berkontribusi dalam proyek percontohan pengembangan kelembagaan pencegahan kebakaran hutan, kebun, dan lahan. Melalui program DMPA, diharapkan dapat diperoleh pedoman praktik terbaik dan standar operasi dan prosedur yang bisa digunakan di desa-desa,” ujar Elim.
Ketika sebuah desa diberi program DMPA, pendapatan desa tersebut diharapkan naik 50-70 persen dalam kurun tiga tahun lewat berbagai kegiatan ekonomi. Khususnya, yang terkait erat dengan potensi hutan alam, sehingga warga desa memiliki kepentingan langsung untuk melindungi hutan.
Proyek-proyek DMPA yang sudah berjalan sejauh ini termasuk ternak kambing, panen padi, budidaya sayuran, serta produksi biodiesel di Kalimantan Barat dengan menggunakan tanaman kemiri sunan. Proyek pengembangan biodiesel kemiri sunan ini diharapkan bisa memberi kontribusi pada program pemakaian mandatori biodiesel B15, selain juga menjadi komoditas ekspor.
APP dijadwalkan berpartisipasi dalam sejumlah panel di ajang COP22, termasuk Global Landscapes Forum pada 16 November 2016.
(Sumber: Republika )