Dua wanita berhijab yang berada di ruangan berukuran 20 meter persegi itu tampak begitu sibuk berkomunikasi dengan seseorang jauh di ujung telepon. Seraya menatap layar komputer, dia memastikan informasi yang diterima terkait laporan titik panas atau indikasi kebakaran hutan dan lahan di sebuah desa di pesisir Riau, tepat dan akurat.
Sementara si wanita berkacamata itu berbicara halus, Deny Widjaya, Fire Operation Manager melototi enam layar LCD TV yang terpampang di dinding. Layar televisi itu terkoneksi dengan beberapa satelit. Masing-masing layar menunjukkan gambar berbeda, mulai dari arah angin, keberadaan titik-titik panas hingga perkiraan hujan.
Semua prasarana berikut peralatan canggih itu didukung dengan sarana tak main-main. Enam helikopter terdiri tiga helikopter kecil jenis Bell serta tiga helikopter berukuran raksasa jenis MI-171 dan Super Puma terparkir di komplek industri Sinar Mas, Kota Perawang, Kabupaten Siak, Riau.
Fire Operation Managemen Head PT Arara Abadi, Deny Widjaya mengatakan sistem manajemen penaggulangan kebakaran hutan dan lahan APP Sinar Mas terintegrasi itu dibangun sejak 2016.
“Sistem tersebut terdiri dari empat pilar, yaitu pencegahan, persiapan, deteksi dini dan respons cepat,” kata Denny kepada Antara di Perawang, Siak baru-baru ini.
Ia merincikan, untuk tahap pencegahan perusahaan produsen kertas itu telah menyusun area peta rawan kebakaran, baik yang berada di dalam konsesi maupun di luar konsesi perusahaan. Ia menyebutkan, Sinar Mas memiliki 27 distrik lokasi konsesi dengan total luas sekitar 760 ribu hektare.
Namun, selain menjaga lahan konsesi, sistem terpadu perusahaan juga turut menjaga dan mengawasi 1,2 juta hektare lahan di luar konsesi. Kawasan itu adalah batas lima kilometer dari lahan konsesi dan merupakan bagian dari komitmen perusahaan untuk menjaga lahan bebas dari api.
“Kita juga bantu mencegah kebakaran lima kilometer dari lokasi konsesi. Itu bentuk sebuah komitmen untuk menjaga lingkungan. Tidak ada regulasi (peraturan pemerintah) yang mengatur ke sana, murni komitmen kita. Ternyata yang kita jaga itu lebih luas dari konsesi kita sendiri,” jelasnya.
Pada tahap pencegahan, Deny juga mengatakan turut membentuk satgas anti kebakaran dan membentuk pos pemantau terpadu. Selain itu, perusahaan juga melakukan sosialisasi kepada masyarakat, salah satunya melalui pembentukan program Desa Makmur Peduli Api (DMPA).
Dia mengatakan saat ini, ada 188 desa yang tergabung dalam DMPA. Masing-masing desa yang berhasil lepas dari Karhutla mendapat kucuran dana hingga Rp250 juta. Namun dengan catatan, bahwa dana itu harus terus digulirkan untuk kesejahteraan masyarakat.
Kemudian pada tahap persiapan, dia mengatakan perusahaan yang berkontribusi mengerek pembangunan Kabupaten Siak dan Riau itu menyiagakan 862 orang regu pemadam kebakaran (RPK).
Sementara pada tahap deteksi dini, dia menjelaskan jika perusahaan juga menyiapkan 17 unit kamera thermal dan CCTV, 46 menara api dan 15 mini tower, 623 pompa air bertekanan tinggi, 103 sepeda motor tracker untuk patroli, 27 pesawat tanpa awak atau drone hingga enam helikopter pengebom air. Semua peralatan ini digunakan untuk melakukan pemantauan api.
Perusahaan melakukan pemantauan titik panas melalui citra satelit yang tersambung ke situation room. Situation room bekerja 24 jam untuk memantau titik panas. Apabila ada perubahan titik panas yang tidak biasa, Perusahaan akan menugaskan tim respons cepat (TRC) untuk melakukan verifikasi lapangan.
TRC yang beranggotakan 43 orang itu merupakan tim khusus atau semacam “Kopassus” nya pemadam kebakaran Sinar Mas. Mereka merupakan tim terpilih dari ratusan RPK. Hanya mereka yang memiliki fisik dan mental baja serta kemampuan khusus yang dipilih untuk menjadi anggota TRC.
Deny menjelaskan bahwa perusahaan akan terus berupaya mendukung visi Riau terbebas dari kabut asap akibat Karhutla seperti yang berhasil dilakukan pada tahun-tahun sebelumnya. Dia menuturkan pada 2019 lalu, APP Sinar Mas bahkan telah menggelontorkan dana tak kurang dari Rp140 miliar untuk penanggulangan karhutlaberikut biaya sewa enam helikopter membantu penanggulangan Karhutla.
Sumber: Antara