Kehadiran kawasan industri PT Oki Pulp&Papper Mills di Sumatera Selatan, diyakini membawa dampak besar bagi perkembangan ekonomi provinsi ini.
Sikap optimis itu setidaknya terungkap dari penjelasan Gadang Harto Hartawan, vice director PT OKI Pulp & Papper Mills, saat menerima sejumlah pimpinan media yang tergabung dalam Sumeks Group. Para awak media juga berkesempatan meninjau kawasan pabrik dan pembibitan perusahaan bubur kertas terbesar di Asia tersebut.
Gadang menjelaskan, kawasan yang berjarak 81 km dari Palembang tersebut hanya dapat ditempuh dengan menggunakan akses jalan air. Saat ini, kawasan Hutan Tanaman Industri (HTI) yang dikelolaan perusahan Sinar Mas Group ini memiliki luasan kawasan 585 ribu hektar.
Untuk saat ini, urai Gadang, telah terealisasi area yang telah ditanami seluas 300 ribu hektar. Sementara total areal konsesi di Muba 202 ribu hektar yang juga sudah siap ditanami.
Rencana produksi bubur kertas 2,5 juta ton per tahun. Dengan kebutuhan bahan baku 10,75 juta ton pertahun. Artinya dalam setahun ada 70 ribu hektar hutan yang akan ditebang.
“Tapi saat ini, kami baru dapat memproduksi 500 ton bubur kertas, karena pabrik juga belum beroperasi secara maksimal. Masih ada perlu pembenahan,” kata Gadang.
Rencananya pabrik yang akan diresmikan presiden Joko Widodo di Bulan Februari 2017 tersebut, juga akan memproduksi tisue. OKI Pulp & Papper Mills di Bulan Maret 2017 mendatang juga akan mulai membangun pabrik tisue.
Tahap pertama project tissue ini akan memproduksi 500 ribu ton per tahun. Selanjutnya, akan terus naik menjadi satu juta ton dalam beberapa tahun mendatang.
“Kenapa tisue? Tisue memang jadi incaran pebisnis di masa yang akan datang. Bayangkan lima tahun ke depan di Cina akan banyak gunakan tisue. Apalagi masyarakat di sana tidak begitu suka mandi akibat cuaca dingin. Selain itu penggunaan tisue ke depan juga akan tinggi diiringi pola hidup kita yang juga berubah. Malah, proyeksi kami di Air Sugihan ini akan jadi sentra tisue dunia,” kata Gadang.
Adapun pasar ekspor lain yang jadi incaran yakni di India dan Timteng maupun Asia. Selama ini produksi tisue dunia dipenuhi Amerika Serikat. Selama inibada 2 juta ton tisue yang dikirim ke negara negara tersebut. Inilah yang coba direbut perseroan ini.
**Bangun Pelabuhan Laut Tanjung Tapa**
Untuk meningkatkan produksi, PT OKI pulp & Papper Mills juga berencana membangun ocean port, yakni pelabuhan laut Tanjung Tapa yang akan mampu disandari kapal dengan kapasitas 70 ribu ton, jauh melebihi kapasitas pelabuhan boom baru.
Hanya saja, diakui Gadang, kehadiranpelabuhan yang masih dalam tahap perizinan tersebut dan bernilai investasi USD 200 juta, sempat dipersoalkan pemerintah maupun masyarakat. Sebab, akan berbenturan pembangunanya dengan Pelabuhan Samudera Tanjung Api Api.
“Pelabuhan laut yang akan kami bangun ini adalah terminal khusus untuk keperluan industri pulp. Sebab, jika tanpa pelabuhan sendiri bagaimana kami akan mengangkut produksi. Jika nantinya Pelabuhan TAA sudah terealisasi kami mau lewat mana, ada empat sungai yang harus kami lintasi. Itu terlalu jauh,’’ jelas Gadang.
“Sementara investas kami bangun kawasan ini mencapai Rp 40 triliun. Dengan investasi besar ini kami tdk mungkin tdk dimanfaatkan. Yang jelas pelabuhan ini akan digunakan sendiri dan tidak dikomersilkan,” lanjutnya.
Untuk teknologi yang diterapkan pada ptoses pembuatan bubur kertas, yakni menggunakan teknologi terkini yang renewable. Yakni dengan memanfaatkan batang kayu yang diolah menjadi energi. Batang kayu dihancurkan terlebih dahulu diolah menjadi serpihan kecil.
Kemudian dalam alat Degister serpihan ini dipanaskan dan dibuat menjadi bubur kertas. Sementara kandungan cellulose dari batang kayu digunakan untuk bahan bakar boiler yang selanjutnya digunakan menggerakan turbin untuk selanjutnya menghidupkan generator.
Dan terakhir menghasillan energi listrik 125 MW. Yang bisa digunakan untuk pabrik serta kawasan sekitar pabrik.
Sementara untuk pegawai. Mayoritas OKI Pulp and Paper Mills menggunakan tenaga kerja loka.malah, ada kerjasama dengan Poltek Negeri Sriwijaya. Dengan memakai tenaga lokal, harapannya mereka tidak akan kemna-man. Apalagi untuk pekerja yang masih membujang, dapat menikah dengan pasangan dari wilayah ini juga. “Jadi mereka tidak pindah lagi,” katanya.
Sementara itu, Iwan Setiawan, perwakilan Sinar Mas Group yang juga menjadi pembimbing selama tur berlangsung mengatakan,
awal mula berdiri perusahaan ini. Ada tiga perusahaan dalam PT OKI Pulp & Pappers ini yakni Pt SBA wood industries, PT Bumi Andalas Permai, PT Bumi Mekar Hijau. Ketiga perusahaan ini yang menang tender pengelolaan Hutan Tanaman Industri di lokasi Kecamatan Tulung Selapan, Air Sugihan, Cengal, Sungai Menang, Pangkalan Lampam di tahun 2004.
“Komitmen perusahaan kami yakni pengelolaan Hutan Tanaman Industri yang berkelanjutan, sosial dan produksi secara optimal. Juga saat ini perusahaan sedang melakukan pengelola lahan gambut,” kata Iwan.
(Sumber: Radar Palembang )