Sejak akhir Maret 2021, infeksi Corona (COVID-19) di India melonjak. Di tengah ledakan kasus tersebut, kini sistem perawatan kesehatan India mulai kekurangan dana dan berada di bawah tekanan yang parah lantaran kehabisan tempat tidur, obat-obatan, dan oksigen.
Sebagai bentuk solidaritas dan saling mendukung menghadapi pandemi Covid-19 melatarbelakangi pengiriman bantuan tabung oksigen dari pemerintah Indonesia kepada pemerintah India.
Demikian disampaikan Menteri Koordinator Perekonomian, Airlangga Hartarto yang juga menjabat selaku Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional, saat pengiriman bantuan tabung oksigen, di Tzu Chi Center, Jakarta Utara, Jumat (28/5/2021).
“India adalah mitra penting kita, termasuk dalam penanganan pandemi Covid-19. Kami mengapresiasi kepedulian serta dukungan sektor industri Indonesia, yang beberapa di antaranya memiliki pangsa pasar ekspor di India, dalam merespon arahan Presiden guna menggalang bantuan,” kata Airlangga.
Pemerintah mengirimkan sebanyak 2.000 tabung oksigen yang berasal dari donasi Sinar Mas, PT Indofood Sukses Makmur Tbk, Barito Pacific Group, Agung Sedayu Group, First Resources Ltd., PT Intisumber Bajasakti, dan perusahaan lainnya guna melengkapi 1.400 tabung yang telah dikirimkan ke India pada 10 serta 12 Mei lalu.
“Apa yang tengah berlangsung di India menandakan bahwa pemulihan ekonomi akan selalu beriringan dengan upaya penanganan kesehatan. Kedua negara sama-sama belajar sekaligus saling membantu dalam menangani gelombang pandemi tadi,” ujar Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita yang hadir di acara itu.
Senada dengan Menko Perekonomian dan Menperin, Managing Director Sinar Mas, Saleh Husin mengatakan alokasi bantuan dilakukan dengan memperhitungkan secara cermat kebutuhan di dalam negeri.
“Pertimbangan kemanusiaan melatarbelakangi bantuan bagi tetangga dan mitra dekat kita, bangsa India yang tengah menghadapi gelombang kedua pandemi. Masa seperti adalah momentum antarbangsa membangun solidaritas sekaligus semakin kuat bekerja sama,” kata Saleh Husin yang juga pernah menjabat Menperin periode 2014-2016.