Anak usaha Grup Sinar Mas, PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk (TKIM), akan membangun pabrik hilirisasi bubur kertas (pulp) menjadi tisu. Perseroan tengah mempersiapkan banyak hal terkait pendanaannya.
Direktur TKIM, Suhendra Wiriadinata, mengatakan perseroan tengah mempersiapkan untuk membuat pabrik hilirisasi pulp menjadi tisu milik PT OKI Pulp & Paper Mills (OKI). Untuk tahap pertama, pabrik hilirisasi tersebut akan memproduksi 500.000 ton. Pabrik hilirisasi akan berada di wilayah pabrik OKI. “Saat ini, kami sedang menghitung besaran kapasitas maupun investasinya,” ujar dia di Jakarta.
Pembangunan pabrik hilirisasi akan dimulai pada 2017. Pembangunan pabrik diperkirakan akan memakan waktu sekitar dua tahun. Suhendra menjelaskan OKI memiliki pabrik pulp, nantinya akan mengembangkannya menjadi tisu. Sebagian dari total produksi tersebut akan diekspor ke Tiongkok, mengingat kebutuhan pulp Negari Tirai Bambu tersebut cukup tinggi. Dalam aksi korporasi itu, perseroan tidak menggandeng mitra lain untuk mengembangkan pabrik hilirisasi. “Ini punya OKI sendiri dan masih ada di dalam pabrik OKI dan di ekspor juga tisunya,” jelas dia.
Hampir Rampung
Suhendra menambahkan turunan dari produk pulp cukup banyak di antaranya bisa menjadi popok bayi maupun pembalut. “Perbandingannya satu ton tisu memerlukan 500 ribu ton tisu dan 400 ribu ton pulp yang berarti butuh 0,8 persen. Jadi 0,8 persennya tissu terdiri atas pulp karena ada bahan lain yang digunakan. Kalau kertas sedikit digunakannya karena ada bahan kimia lainnya,” papar dia.
Terkait dengan pembangunan pabrik di OKI sudah hampir rampung dan diharapkan pada Desember tahun ini mulai beroperasi. Kapasitas terpasang pabrik baru itu sebanyak 2,8 juta ton. Perseroan berharap dengan beroperasinya pabrik tersebut dapat memberikan kontribusi ke pendapatan dengan perhitungan 2,8 juta ton dikali harga jual ekspor, misalnya 500 dollar AS per ton. Oleh karena itu, target pendapatan tahun depan diharapkan full capacity, sebab bisa saja kapasitas pabrik yang beroperasi mencapai 2,5 juta ton dikalikan harga jual ekspor.
Perseroan berencana mengekspor semua hasil produksi pabrik baru berupa pulp ke Tiongkok, mengingat industri di negara tersebut cukup besar namun industri pulp-nya tidak terlalu besar. “Tentunya mereka membutuhkan pulp untuk pabrik kertasnya, sehingga perseroan banyak mengekspor ke sana. “Hampir seluruh hasil produksi dari pabrik diekspor,” jelas Suhendra.
(Sumber: Koran-Jakarta)