Sinar Mas bersama Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia mendukung upaya pemerintah untuk mengurangi kemiskinan ekstrem, yakni dengan cara terus mendorong peran UMKM untuk naik kelas dan mempunyai daya saing global.
UMKM masuk dalam prioritas utama forum multilateral G20, bahkan masuk dalam prioritas utama forum multilateral G20. Hal ini sesuai dengan mandat Presiden Joko Widodo, yang mencanangkan program Economic Empowerment sebagai Gerakan Nasional Indonesia.
Oleh karena itu, Sinar Mas ikut berpartisipasi dalam acara Gerakan Kemitraan Inklusif untuk UMKM Naik Kelas yang dihadiri dan diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada Senin (3/10/2022) di Gedung SMESCO, Jakarta Selatan. Dalam kesempatan tersebut, Presiden Joko Widodo mendorong sektor usaha besar untuk melakukan pendampingan kepada masyarakat agar dapat menggerakkan ekonomi di sekitar.
“Jangan sampai ada perusahaan besar berada di sebuah daerah, pabriknya kelihatan tinggi-tinggi dan besar sekali, lingkungannya miskin,” pesan Jokowi.
Sejalan dengan yang disampaikan Presiden, Koordinator Wakil Ketua Umum II Bidang Perekonomian Kadin, Franky O. Widjaja juga mengatakan, bahwa sektor usaha harus memadukan inisiatif yang selama ini efektif memberdayakan perekonomian masyarakat, seperti skema Inclusive Closed Loop Flying Wheel, dengan modul dari berbagai negara yang berhasil menjadikan UMKM sebagai kekuatan ekonomi mereka.
Sektor UMKM telah menjadi lokomotif dalam menggerakkan perekonomian Indonesia. Terbukti sepanjang tahun 2022, UMKM berkontribusi hingga 61.97% dari total PDB nasional, atau setara dengan Rp8.500 Triliun.
Salah satu upaya APP Sinar Mas mendukung kemitraan inklusif adalah dengan memberdayakan masyarakat melalui program Desa Makmur Peduli Api (DMPA). Program ini dilakukan di sekitar lingkup forestry dan lingkup pabrik melalui program CSR Perusahaan.
Program DMPA telah menjangkau 405 desa dengan melibatkan 80.000 Kartu Keluarga. Desa Makmur Peduli Api juga tersebar di 5 provinsi, di antaranya Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Timur. Adapun program ini dibuat dengan tujuan untuk mengurangi tekanan terhadap lahan hutan dengan menyediakan mata pencaharian alternatif bagi masyarakat.
Pada kesempatan tersebut, Presiden Joko Widodo berkesempatan untuk berbincang dengan Wanudin yang merupakan salah satu pembudidaya lebah madu binaan program DMPA dari provinsi Jambi.
“Program kemitraan dengan perusahaan terbukti telah memberikan banyak perubahan terutama dalam perekonomian,” ujar Wanudin dengan antusias.
Saat ini, kelompok budidaya Wanudin telah menghasilkan lebih dari 2.000 kotak lebah jenis Apis Melifira dengan merek dagang “Madu Murni Melifira” dengan omset penghasilan sebesar Rp200 juta per bulan. Presiden Joko Widodo turut mengapresiasi program DMPA yang dilakukan oleh APP Sinar Mas.
“Seperti madu, biasanya dimasukkan botol dan dijual di pasar. Namun, dengan packaging yang bagus dan branding produk yang baik, dapat menaikkan harga jual berkali-kali lipat, dan sentuhan seperti itu yang diharapkan,” ucap Presiden Jokowi.
Presiden Republik Indonesia pun berharap Madu Murni Melifira yang merupakan program binaan APP Sinar Mas ini tidak hanya dipasarkan ke pasar lokal, tetapi juga dapat masuk ke pasar ekspor dunia.