Saat ini, perekonomian di Indonesia tetap optimis untuk terus bangkit setelah dilanda pandemi COVID-19. Meskipun demikian, Indonesia harus tetap waspada karena pandemi menyisakan scarring effect, yakni sektor produksi yang belum bisa merespon permintaan secara cepat hingga mengakibatkan terjadinya inflasi.
Franky Oesman Widjaja, selaku Board Member Sinar Mas mengatakan bahwa pertumbuhan perekonomian yang saat ini tidak pasti membuat keadaan semakin sulit dan mengharuskan negara untuk terus berhati-hati dan berwaspada.
“Akibat perang Rusia dan Ukraina menyebabkan krisis pangan, finansial, dan energi yang berdampak pada perlambatan ekonomi dan resesi di tahun 2023,” ujar Franky dalam webinar 100 Tahun Eka Tjipta Widjaja yang bertajuk Pertumbuhan Ekonomi di Tengah Inflasi Global, pada Senin (17/10/2022).
“Kita patut bersyukur di tengah ketidakpastian saat ini, perekonomian Indonesia masih mencapai 5,44% di kuartal kedua tahun ini,” ujar Franky.
Franky juga menambahkan bahwa tingkat inflasi di Indonesia cukup terkendali dengan angka 5,9%. Tingkat inflasi Indonesia dianggap cukup rendah dibandingkan dengan negara lainnya, seperti Rusia 15,1%, Uni Eropa 9,1%, Turki 79,6%, dan Amerika Serikat 8,5%.
“Inflasi di tanah air kemungkinan besar akan naik akibat pengaruh kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) dan fluktuasi harga bahan pangan,” ucap Airlangga Hartarto, selaku Menteri Koordinator Bidang Perekonomian.
Saat ini, tingkat inflasi di Indonesia dapat dikatakan cukup terkendali dan menjadi pertumbuhan ekonomi terbaik kedua setelah kenaikan harga BBM yang patut untuk diapresiasi.
Walaupun demikian, ekonomi Indonesia harus tetap berada dalam jalur pertumbuhan positif yang dilakukan dengan cara mengoptimalkan belanja produk dalam negeri.
“Belanja produksi dalam negeri ini harus kita dorong, tidak kurang Rp740 triliun belanja APBN dan APBD yang dapat digunakan untuk produk-produk dalam negeri,” ucap Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu), Suahasil Nazara. Ia juga menambahkan potensi anggaran lebih tersebut dapat mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
Dalam webinar yang diselenggarakan secara online tersebut, Franky Oesman Widjaja mengapresiasi kerja pemerintah di bawah pemerintahan Presiden Joko Widodo yang hingga saat ini terus berkonsisten dalam melakukan pemulihan ekonomi nasional dan terus mengedepankan keseimbangan ekonomi dan kesehatan dengan cepat dan tepat.
Pertumbuhan ekonomi yang semakin membaik ini juga didukung oleh kebijakan kolaborasi antara sektor swasta dan pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Saling bergotong royong dan terus bersinergi bersama menjadi upaya sektor swasta, termasuk Sinar Mas, untuk menaikkelaskan UMKM agar dapat berdaya saing global dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
Rekaman webinar Forum Dialog – Economic Outlook 2023 “Pertumbuhan Ekonomi di Tengah Inflasi Global” bisa disaksikan pada video di bawah ini.