Riau merupakan salah satu wilayah di Indonesia yang memiliki kawasan hutan yang luas dan rawan kebakaran hutan. Oleh karena itu, harus ada langkah pencegahan yang dilakukan sedari dini.
Musim hujan sebentar lagi akan usai. Saat ini, beberapa wilayah di Indonesia, seperti di Riau akan memasuki musim panas.
Berbagai kebijakan dan langkah antisipasi dilakukan pemerintah Provinsi Riau untuk mencegah terjadinya kebakaran hutan. Salah satunya adalah mengubah pola pikir masyarakat yang tinggal di area rawan kebakaran lahan
Hal tersebut menjadi salah satu bagian penting dalam proses pencegahan. Pasalnya, masyarakat yang ada di sekitaran kawasan konsesi dulunya membuka lahan dengan cara membakar hutan.
Setelah warga mendapatkan kesempatan untuk menjalankan program CSR dari PT Arara Abadi-PT Indah Kiat Pulp and Paper Tbk., kini masyarakat memiliki penghasilan yang jauh lebih meningkat dibandingkan dengan membakar hutan.
Tak pelak lagi, dukungan dan peran serta dari pihak swasta dapat menjadi salah satu solusi menghentikan praktek membakar lahan. Warga bisa menjadi tameng utama untuk mencegah terjadinya kebakaran hutan, yang pernah menjadi bencana tahunan di Provinsi Riau beberapa tahun lalu.
Cukup banyak kegiatan tanggung jawab perusahaan yang dilakukan oleh Arara Abadi, di antaranya adalah bidang pertanian, perikanan, ekonomi kreatif, dan sebagainya. Masyarakat yang mendapatkan program tersebut juga banyak yang berhasil menjalankan bidang usahanya, bahkan mampu mensejahterakan kehidupan masyarakat sekitar. Program CSR tersebut bertajuk Desa Makmur Peduli Api (DMPA).
Seperti yang dijalankan oleh Industri Kecil Menengah (IKM) Tunas Harapan, yang berlokasi di Jalan Batin Galang, Tualang, Kec. Tualang, Kabupaten Siak, dengan membuat kerajinan tangan anyaman dari tali packing ball atau tali strapping yang sebelumnya hanya menjadi limbah perusahaan yang terbuang.
Tali tersebut diolah menjadi berbagai anyaman, mulai dari pot bunga, keranjang belanja, tikar, gerendong sepeda motor, dan sebagainya, dengan harga jual yang cukup tinggi.
Pendiri IKM Tunas Harapan, M. Nur mengatakan, berawal dari keisengannya membuat anyaman pot bunga, dengan memungut limbah tersebut, kemudian camat setempat sempat melihat hasilnya yang sangat menarik dan berkualitas.
Hingga akhirnya ia diajak untuk ikut pameran UMKM, dan 64 anyaman karyanya ludes dalam waktu 30 menit. Hingga akhirnya ia bersama Camat datang ke perusahaan, dan menawarkan kerjasama, lalu disambut hangat perusahaan.
“Berawal dengan anggota 3 orang pada tahun 2008, hingga pada tahun 2019 jumlah anggota mencapai 90 orang. Namun karena pandemi Covid-19, jumlah bahan baku dari perusahaan menjadi berkurang, dan hingga saat ini beranggotakan lebih kurang 50 orang. Alhamdulillah warga bisa berpenghasilan hingga Rp1,5 juta per orang setiap bulannya, dengan bekerja sambilan di rumah, kebanyakan ibu-ibu, dan mereka bisa bawa pulang sambil mengerjakan pekerjaan rumah,” kata M. Nur, Rabu (15/2/2023), seperti dikutip dari Tribunnews.
Selain itu, masyarakat di kawasan Desa Pinang Sebatang, Kecamatan Tualang, Distrik Minas – Rasau Kuning, Desa Pinang Sebatang Kecamatan Tualang Kabupaten Siak juga mendapatkan program DMPA tersebut. Warga di sana mendapatkan pinjaman lunak dan mengembangkan usahanya berupa perikanan, pertanian dan juga perkebunan.
Beberapa warga bahkan sanggup menghasilkan sekitar Rp60 juta perbulannya, untuk 11 anggota, dengan tanaman jagung, padi, sorgum, dan budi daya ikan.
Ketua Kelompok Tani, Alek Safirman mengatakan, pihaknya memodifikasi pembukaan lahan tanpa membakar lahan.
“Dalam satu bulan kami mendapatkan (penghasilan) sekitar Rp5 juta sampai Rp10 juta per bulan,” ujarnya.
Sementara itu, Sosial Community Engagement Head PT AA-APP Sinar Mas, Deni Wijaya mengatakan, lokasi tersebut merupakan area terpencil, namun rawan kebakaran lahan. Pada tahun 2016 lalu area itu pernah terbakar habis dan banyak merugikan masyarakat.
Sejak adanya pemberdayaan dari program Desa Makmur Peduli Api (DMPA), area itu semakin aman, dan masyarakat di area itu juga menjadi garda terdepan pencegahan terjadinya kebakaran lahan.
Sementara itu, Regional Fire Operation Management Head PT AA-APP Sinar Mas, Priyo Septiadi Utomo mengatakan, untuk mengantisipasi terjadinya kebakaran lahan di wilayah konsesi maupun daerah sekitar operasional perusahaan, pihaknya sudah jauh-jauh hari menerapkan status siaga.
“Sejak bulan Oktober lalu kita sudah status siaga Karhutla. Semua peralatan dan SDM handal juga sudah disiagakan, terdiri dari 60 personel Regu Pemadam Kebakaran (RPK) dan ratusan personel fire fighter, dan didukung dengan berbagai peralatan mumpuni, termasuk enam helikopter water boombing dan patroli,” tuturnya.