100 Tahun Eka Tjipta Widjaja, Inspirasi Pantang Menyerah Bagi UMKM
Sosok Eka Tjipta Widjaja merupakan pendiri Sinar Mas. Beliau berbisnis dari nol hingga Sinar Mas menjadi sebuah konglomerasi.
Sosok Eka Tjipta Widjaja merupakan pendiri Sinar Mas. Beliau berbisnis dari nol hingga Sinar Mas menjadi sebuah konglomerasi.
Sinar Mas didirikan oleh pengusaha sukses, Eka Tjipta Widjaja. Berawal dari usaha kelontong, Sinar Mas kini memiliki tujuh pilar bisnis.
Pantang menyerah adalah sikap tidak berputus asa dari terpaan masalah. Sikap pantang menyerah diikuti dengan keyakinan dapat bangkit dari keterpurukan.
Eka Tjipta Widjaja adalah pengusaha dan konglomerat asal Indonesia. Beliau dikenal sebagai pendiri Sinar Mas, sebuah brand dari perusahaan yang bergerak melalui tujuh pilar bisnis: Pulp dan Kertas, Agribisnis dan Pangan, Layanan Keuangan, Pengembang dan Realestat, Telekomunikasi, Energi dan Infrastruktur, serta Layanan Kesehatan.
Masih dalam rangka memperingati 100 Tahun Eka Tjipta Widjaja, beragam kegiatan dilaksanakan oleh Sinar Mas dan pilar-pilar usahanya, termasuk Paguyuban Sinar Mas.
Dari sampah menjadi emas. Itulah kondisi yang menggambarkan Suherman, penggiat kreativitas kayu bekas yang tergabung dalam kelompok CHIP (Cipta Handycraft Inovation Product) di Serang, Banten. CHIP berdiri sejak 3 Februari 2016.
Indonesia adalah negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia, sedangkan Sinar Mas menaungi Asia Pulp & Paper (APP) Sinar Mas, salah satu penghasil kertas terbesar di dunia.
Sepanjang akhir Februari dan pertengahan Maret 2022, Paguyuban Sinar Mas telah menggelar berbagai kegiatan untuk memperingati 100 Tahun Eka Tjipta Widjaja. Kegiatan-kegiatan ini diharapkan dapat bermanfaat sekaligus menambah semangat pantang menyerah bagi masyarakat sekitar.
Sebagai salah satu upaya menjaga kelestarian lingkungan, para petani mulai mempertimbangkan penggunaan pupuk organik yang berfungsi untuk memperbaiki serta meningkatkan kesuburan tanah. Supari meyakini pupuk organik dibutuhkan di saat sekarang dan juga di masa yang akan datang.
Tahun 2005 seakan menjadi tahun yang penuh ujian bagi warga di Perawang, Pekanbaru. Mayoritas warga Perawang yang bekerja di sebuah perusahaan kayu lapis dibebastugaskan alias di-PHK sehingga mereka kehilangan mata pencahariannya.