Breaking

Menjaga Hutan (Kertas) Tetap Lestari

Breaking News / Sekitar Kita / Slider / Top News / November 24, 2021

Jelang tengah hari, seorang pria terlihat serius menjelajahi hamparan dengan jajaran eucalyptus di sana. Gerimis yang datang tak menghentikannya. “Dia sedang menjajaki lokasi untuk melakukan outbound bersama karyawannya. Sekalian melihat apakah memungkinkan menggelar permainan paint ball bersama teman-temannya sekomunitasnya,” ujar Public Relations & CSR Team Coordinator PT Pindo Deli Pulp & Paper Mills, Andar Tarihoran mengenai sosok pengusaha setempat tadi.

Terjangan pandemi Covid-19 membuat obyek wisata yang menawarkan aktivitas di luar ruang harus ekstra kreatif sekaligus efisien. “Saya sampai harus menjual mobil dan motor (sepeda motor dinas) guna menutup biaya operasional. Sebelum pandemi, kami mengeluarkan biaya hingga Rp5 juta per hari untuk operasional dan belanja. Saat ini, kami benar-benar menekan biaya yang keluar. Saat weekday di masa pandemi, biaya operasional yang keluar sebesar Rp300 hingga Rp400 ribu per hari. Sementara saat weekend, mengeluarkan Rp2-3 jutaan, mengingat lebih banyak pengunjung, yang berarti lebih banyak karyawan part time, warga sekitar yang kami berdayakan,” pendiri Hutan Kertas, Firdaus Hoerul Baqi berkisah.

 

Setelah memfasilitasi kehadirannya, kini memperjuangkan statusnya.

 

Terletak di Kampung Gintung, Desa Kutamekar, Karawang, Jawa Barat, persis di sisi pintu keluar Tol Karawang Timur 2, Hutan Kertas bermula dari kejelian para pemuda setempat menangkap potensi lahan Pindo Deli yang dihijaukan oleh tegakan eucalyptus dan acacia. Menurutnya, kawasan rindang dengan jajaran rapi pepohonan ini sudah lama menjadi lokasi favorit warga – khususnya remaja – di sana untuk bercengkrama, mulai dari sekadar singgah, berkumpul, hingga berkemah.

 

menyumbangkan wawasan ke masyarakat setempat akan usaha kecil dan menengah yang produktif

 

Agar izin lebih mudah diraih, dalam proposalnya kepada perusahaan di tahun 2017 silam, Firdaus tak lupa mengajukan Hutan Kertas sebagai jenama tempat itu. “Berawal dari banyaknya bahan baku kertas, kami terinspirasi dari sana,” ujarnya. Benar saja, Pindo Deli memberikan izin pemanfaatan lahan, dengan syarat dikelola dengan baik, terawat, sekaligus siap melepaskannya jika sewaktu-waktu perusahaan membutuhkan lahan tadi.

 

Kunjungan surut, pemasukan dari tiket pun merosot, namun kemitraan berlanjut, dan semangat pantang kendur.

 

Status kerja sama yang lentur dan jauh dari ideal ini, nyatanya belum berdampak bagi kemitraan para pemuda yang datang dengan ide dan niatnya, serta perusahaan yang menyediakan lahannya. Sebagaimana Hutan Kertas yang terus berkembang menjadi sentra wisata alam bagi warga Karawang, dan belakangan terendus oleh pemerintah daerah, persisnya setahun lalu. “Pihak pemerintah mendorong kami untuk mengikuti Anugerah Pesona Indonesia, walaupun akhirnya kami tidak memenangkan ajang tersebut,” ungkap pemuda yang biasa disapa Daus ini.

 

Menjelajah bisa, sejenak melepas masker dipersilakan.

 

Sekian tahun berlalu, jangan dikira perusahaan tak berupaya agar Hutan Kertas dapat berlanjut dengan landasan legal yang lebih kuat. Karena Andar mengakui, keberadaan sentra wisata seluas 1,5 hektar ini menyumbangkan wawasan ke masyarakat setempat akan usaha kecil dan menengah yang produktif.

 

Baca juga Hutan Kertas: Tak Tuntas Diretas Pandemi

 

“Kalau dulu identik sebagai tempat anak muda mabuk, dan berlaku asusila, kini tidak lagi.” Bahkan kebakaran lahan yang sebelumnya sempat terjadi tanpa sengaja di sana, menurutnya sudah menjadi kisah lama. Senada dengan Firdaus, Andar setuju bahwa dengan status yang lebih kuat, Hutan Kertas berpeluang menjadi pembayar pajak, sekaligus menikmati Bantuan Insentif Pemerintah dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

 

Bagian pertama dari dua tulisan.

 

Penulis: Jaka Anindita

Kontributor: Victoria Ariwita dan Erika Ilyas

Grafis dan desain: Dian Innabimata

Foto dan peraga: Tim Hutan Kertas (Firdaus Hoerul Baqi, Agus Firmansyah, Selva dan Putri)


Tags: , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,



Jaka Anindita




Previous Post

Vokasi itu Kerén, Kerén itu Vokasi

Next Post

Hutan Kertas: Tak Tuntas Diretas Pandemi





You might also like



0 Comment


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *


More Story

Vokasi itu Kerén, Kerén itu Vokasi

Dukungan terhadap pengembangan pendidikan di Indonesia, menjadikan Sinar Mas mengangkat "Keren itu Vokasi" sebagai webinar...

November 22, 2021