Kajian bertajuk ‘Most Literate Nation In the World’ yang dilakukan oleh Central Connecticut State Univesity pada 2016 menyatakan Indonesia menempati urutan ke-60 dari 61 negara dalam tingkat literasi. Tersurat di sana bahwa minat baca di negara ini masih sangat kurang. Padahal, dengan membaca, seseorang tidak hanya menambah pengetahuan diri namun juga akan mampu berbuat sesuatu, membantu membuat dunia menjadi tempat yang lebih baik. Hasil studi tadi yang rupanya mempertemukan Asia Pulp & Paper Sinar Mas dengan Kompas, hari Minggu (22/10) menggelar Paperun, Charity Fun Run 5K di QBIG, BSD City, Tangerang Selatan.
“Membaca dan menulis tidak hanya penting untuk diri sendiri, tapi juga penting untuk kemajuan bangsa. Kebiasan baik ini tentu perlu ditularkan. Namun terkadang kurangnya referensi membuat banyak orang urung membaca buku. Dengan terselenggaranya acara ini, Harian Kompas dan APP Sinar Mas ingin mengajak peserta mendonasikan buku-buku favorit mereka untuk disalurkan ke daerah yang membutuhkan,” ujar Lukminto Wibowo, General Manager Event Harian Kompas. Di kesempatan yang sama, Managing Director Sinar Mas, Saleh Husin yang turut menuntaskan rute yang ada mengungkapkan harapannya, “Melalui kegiatan ini, kita harapkan dapat menjadi momentum untuk meningkatkan minat baca dan tulis di masyarakat, khususnya di daerah-daerah yang tingkat literasinya masih rendah.”
Hasilnya, hampir 1.800 pelari dari berbagai rentang usia, bergabung dan menempuh rute sejauh 5 kilometer yang meski tidak terlalu jauh, namun dipenuhi ‘kejutan’ berupa rintangan seru. Salah satu peserta, Aulia (33) menilai event Paperun ini unik, karena menggabungkan unsur charity untuk meningkatkan kesadaran literasi. “Kita semua tahu, minat baca buku kita masih kurang, bahkan di kalangan terdidik sekalipun. Untuk itu saya kira acara semacam ini sangat penting. Unsur fun-nya ada, charity-nya juga dapat,” sebutnya.
Managing Director Sinar Mas, Saleh Husin dan G. Sulistiyanto, keduanya bergabung dengan para milenial di BSD City.
Sementara itu, Nuni (41) berpendapat berlari sambil mengkampanyekan kesadaran baca-tulis ini sangat mendidik, “Terutama buat generasi muda ya, agar mereka makin cerdas dan maju,” kata Nuni. Arnendra (18) juga mengapresiasi Paperun yang peduli akan isu literasi. “Kalau cuma lari sudah banyak ya event seperti ini. Dengan ajakan gerakan literasi seperti ini menjadi nilai tambah, terutama untuk generasi muda,” sambungnya serius.
Aulia,Nuni maupun Arnendra tak sekadar berlari, tapi juga hadir dengan busana yang mencuri perhatian. Aulia mengenakan pakaian Petugas Kebersihan, lengkap dengan caping dan kantong plastik besar. Sementara Nuni tampil mencolok dengan kostum burung merak, yang sebagian tersusun dari koran bekas, lengkap dengan hiasan bulu-bulunya. Sementara Arnendra mengaku rela berhari-hari memotong koran bekas berbentuk persegi panjang menjuntai, untuk kemudian disematkan di sekujur tubuhnya. Ia menyebut dirinya dengan Paper Man.
Seluruh biaya pendaftaran peserta Paperun didonasikan untuk pengembangan literasi melalui pembelian buku bacaan yang akan disalurkan ke Rumah Baca di berbagai daerah yang masih membutuhkan bahan bacaan. Peserta juga berkesempatan menyumbangkan buku, baik baru ataupun bekas di acara ini.
Kostum unik adalah bagian tak terpisahkan dari lomba lari.