Breaking

Membedakan Himne, Mars atau Jingle

Breaking News / Cover Story / Slider / Top News / December 27, 2019

Meski satu suara mengatakan penayangan maraton Himne Sinar Mas di kantor tak ‘mengganggu’ sama sekali, namun Sugianto, Ika, Willy dan Anita tak satu jawaban kala menyebut lagu yang mereka dengar itu masuk ke jenis mana. Selain himne, ada yang melabelinya sebagai mars. Bahkan beberapa orang lainnya, menggolongkannya sebagai jingle, sementara tayangan yang beredar di kanal video Youtube, lengkap dengan konfigurasi geraknya, malah berjudul Sinar Mas Song.

Kalau memaknai judul serta jenis lagunya saja keliru, bagaimana dengan menyerap nilai dan pesan yang disampaikan di dalamnya? Rasanya tak perlu khawatir atau berprasangka sejauh itu. Buktinya, meski ada yang salah sebut judul ataupun keliru menggolongkan jenis lagunya, Willy dan rekan-rekannya di atas, tetap menangkap makna yang ada dalam liriknya.

 

 

Agar tak keliru di kemudian hari, tak ada salahnya mencoba membedakan antara genre yang satu dengan yang lain dengan pedoman sederhana ini. Setidaknya menurut Pri Ario Damar, musisi yang Ketua Program Studi Diploma Seni Musik di Lembaga Pendidikan Kesenian Jakarta – Institut Kesenian Jakarta, “Pertama, analogikan mars itu bagaikan orang berbaris, kalau himne lebih mendayu karena temponya tidak telalu cepat. Jadi memungkinkan untuk diselipkan kata-kata yang lebih panjang. Kedua, pemakaian kord-nya. Himne biasa menggunakan kord minor, kalau mars dengan kord mayor, karena secara psikologis digunakan untuk membangkitkan semangat.” Ario memberi gambaran sembari melantunkan Himne IKJ milik almamaternya.

Selaras dengan pembedaan yang dilakukan Ario, penyanyi orisinil Himne Sinar Mas yang suaranya selalu terngiang mulai dari relung lobby hingga kabin lift di Sinar Mas Land Plaza Jakarta, Vincent Hakim mengatakan, “Mars berasal dari kata marcia, yang biasanya memakai tempo atau ketukan 2/4. Penggunaanya untuk upacara atau kegiatan yang bersifat tegas, guna membangkitkan semangat, di mana ada tekanan pada setiap suku kata. Seperti lagu Halo-Halo Bandung,” ungkapnya mencontohkan. Sementara himne, menurutnya “Lebih mengalun karena sifatnya pujian.”

Tapi jangan buru-buru berkecil hati kalau keliru menempatkan Himne Sinar Mas sebagai jingle, misalnya. Musisi dan aranjer pun dapat terkecoh, seperti yang dialami Pahlevi Santoso atau akrab dipanggil Levi, pemain bas band pop-rock The Fly. Ia sempat menyebut himne yang didengarnya (dirinya belum diberi tahu apa judul lagu yang didengarnya) sebagai jingle, karena bangunan aransemennya. Dia punya cara sederhana dan unik membedakan antara himne dan mars. “Kalau menyebut himne, rasanya sedikit sedih ya, lebih mellow. Sementara mars otomatis lebih berapi-api,” ungkapnya saat dicegat di halaman kantor Kementerian Kesehatan, Jakarta.

 

 

Selepas mendengarkan pemutaran himne di ruang kerjanya, Ario mengidentifikasi hal itu terjadi karena keberadaan bridge dalam Himne Sinar Mas membuatnya tertangkap layaknya jingle, lagu berdurasi pendek dengan bait berulang yang mudah diingat, mengemas pesan tentang sesuatu hal. “… Satukan tekad arungi zaman, ‘tuk Sinar Mas terus jaya …”

Telaah lain diberikan Ribut Cahyono, musisi sekaligus psikolog yang bersama sang istri – Karina Adistiana – mendirikan Gerakan Peduli Musik Anak, “Awalnya seperti mars, tapi selanjutnya nadanya lebih nge-pop, lantas masuk vokal, balik seperti himne.”

 

“sesuai arahan, judulnya Sinar Mas Shared Values Song“

 

Bercerita tentang Himne Sinar Mas takkan pernah cukup tanpa mengutip Vincentia Arie, Corporate Culture di Human Capital Sinar Mas Land yang tiga belas tahun silam mengarsiteki Himne Sinar Mas. Saat mulai menggubah, ia berangkat dari arahan untuk menghadirkan sebuah lagu yang dapat digunakan menginternalisasikan Nilai-Nilai Luhur Sinar Mas yang kerap disebut sebagai Sinar Mas Shared Values. “Untuk membangkitkan pemujaan dan penghayatan,” ujarnya. Dengan begitu, jelas sudah: himne.

Mengenai judulnya, Arie justru mengaku tak pernah menyematkannya secara khusus. “Kalau disebut Himne Sinar Mas misalnya, itu lebih ke penyebutan praktis saja. Karena yang saya ingat waktu mengetik dan men-save pertama kali lagu itu di komputer, sesuai arahan, judulnya Sinar Mas Shared Values Song.“ Dirinya terbuka dan mempersilakan, baik itu manajemen, maupun warga Sinar Mas untuk memberikan judul yang sesuai.

 

 

Terlepas dari bangunan aransemen orisinil yang di beberapa bagian terdengar seperti mars atau kental dengan pendekatan sebuah jingle, lagu yang rutin berputar di lobby tiga buah gedung serta dalam kabin lift di komplek Sinar Mas Land Plaza Jakarta itu adalah himne. Karena dinyanyikan dalam bahasa Indonesia, judul yang pas: Himne Sinar Mas.

Kalaupun masih ada kekeliruan menempatkan gita puja yang satu ini sebagai jenis lagu yang lain, tidak mengapa. Karena ada yang lebih penting dari itu semua: jangan melewatkan atau keliru memahami pesan serta nilai yang ada dalam balutan aransemennya.

 

SMILE Magazine edisi ke-20, Desember 2019. Bagian ketiga dari enam artikel

 

Penulis: Jaka Anindita

Kontributor: Yulrando Dave, Kikit Sakti Helaz

Foto: Noveradika, Nicolaus Victor

Editor naskah: Sidhi Pintaka

Desain: Dede Ilham Fitriana


Tags: , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,



Jaka Anindita




Previous Post

Tiga Kali Sehari

Next Post

The Power of Kepepet





You might also like



0 Comment


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *


More Story

Tiga Kali Sehari

Beraktivitas di fasilitas produksi maupun perkantoran di bawah naungan Sinar Mas, artinya akan merasakan sentuhan dengan...

December 13, 2019