Breaking

Pengusaha Peduli NKRI: Jauh di Mata (Karena Physical Distancing), Dekat di Hati

Breaking News / Peristiwa / Slider / Top News / April 7, 2020

Bermula dari konfirmasi Pemerintah atas kasus pertama pasien positif terinfeksi virus korona (Covid-19) di awal Maret 2020, hingga hari ini, tercatat penambahan ribuan pasien, termasuk lebih dari dua ratus orang yang meninggal dunia karenanya, tersebar di penjuru negeri. Indonesia tak sendirian, serangan serempak, menginfeksi banyak orang di berbagai belahan dunia mendorong Badan Kesehatan Dunia per 11 Maret silam menetapkan status pandemi global. Kecepatan penyebaran Covid-19 menjadikan penanganannya layaknya sebuah balapan.

 

Tak lupa menjaga jarak. Relawan Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia, Hong Tjhin (dari kiri), Managing Director Sinar Mas, G. Sulistiyanto, Menteri BUMN, Errick Thohir dan Ketua Umum Kadin, Rosan Roeslani di Jakarta (24/3).

 

Waspada tak lagi cukup, saling mendukung disegerakan. “Penyebaran virus yang cepat dan tak memilih korbannya mengingatkan kita akan pentingnya menggalang solidaritas dalam penanganan pandemi ini. Kami melihat Kementerian BUMN yang membawahi sejumlah entitas pelayanan publik mesti mendapatkan dukungan,” kata Managing Director Sinar Mas, G. Sulistiyanto seusai penyerahan simbolik peralatan uji cepat dan masker kepada Menteri Badan Usaha Milik Negara, Erick Thohir (24/3) di Jakarta.

 

Konferensi pers jarak jauh selepas penyerahan bantuan bagi BNPB di Tzu Chi Center Jakarta (6/4). Bukan gaya-gayaan, tetapi sesuai protokol keselamatan bersama.

 

Sektor usaha yang ada di bawah naungan Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) menggandeng Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia bergerak menggalang donasi guna pengadaan alat kesehatan. Di tempat yang sama, Ketua Umum KADIN, Rosan Roeslani berharap lebih banyak lagi sektor privat yang dapat bergabung dalam donasi yang berlangsung secara bertahap. “Kami berharap, donasi berbagai perusahaan mampu menggalang pendanaan hingga sebesar Rp500 miliar, akan sangat baik jika mencapai lebih dari itu.”

 

Jajaran petugas medis dan pelayanan publik di bawah naungan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, tentunya tak terlupakan. Gubernur, Anies Baswedan menerima bantuan di Pendopo Balai Kota (3/4).

 

Menteri BUMN mengatakan, “Bangsa Indonesia di saat seperti ini tetap menunjukkan gotong royongnya, ini yang menjadi kekuatan kita. Kami berterima kasih kepada Ketua KADIN dan  Pak Sulis yang hadir mewakili para pengusaha, dan juga tentunya dari Yayasan Buddha Tzu Chi. Apa yang bapak-bapak kontribusikan dan kerjasamakan seperti test kit, APD, sangatlah diperlukan karena perusahaan BUMN tidak membuatnya. Jadi makin banyak yang membantu, akan semakin baik.”

 

Dukungan Pengusaha Peduli NKRI menjangkau pula Palang Merah Indonesia. Managing Director Sinar Mas, Saleh Husin dalam penyerahan simbolis kepada Ketua Umum PMI, H Jusuf Kalla di Jakarta (2/4).

 

“Kami telah lama bersinergi dengan sektor usaha dalam aktivitas sosial dan filantropi, namun baru kali ini bekerja sama menghadapi pandemi. Penanganan bersama Covid-19 adalah ujian terbesar kebersamaan kami,” kata relawan Tzu Chi sekaligus CEO DAAI TV Indonesia, Hong Tjhin. Menurut Rosan, pihaknya akan melaporkan perkembangan donasi kepada Presiden RI secara berkala. Dalam setiap penyerahan donasi maupun kunjungan, mereka tampak berjarak, dan hanya memberi salam dari “kejauhan”, tanpa bersentuhan. Bukan lantaran tak ingin akrab ataupun tak sopan, melainkan karena mereka tengah mempraktikkan menjaga jarak fisik, yang sering disebut physical distancing atau social distancing, guna memotong rantai penyebaran Covid-19.

 

Komitmen donasi alkes melalui inisiatif Pengusaha Peduli NKRI di kantor BNPB, Jakarta (19/3). Rombongan diterima Kepala BNPB, Doni Monardo. Namaste.

 

Karena donasi berupa peralatan, Sulistiyanto yang mengkoordinasi inisiatif ini menyebut jika Pemerintah telah memfasilitasi lewat relaksasi perizinan impor alat kesehatan agar bantuan dapat segera tiba di Indonesia, dan memperkuat  penanganan pandemi yang lebih cepat, aman dan menyeluruh. Bantuan bertahap tersebut berbentuk peralatan uji cepat (rapid test kit), alat perlindungan diri (APD atau personal protective equipment), alat bantu pernapasan (ventilator), serta masker.

 

Serah terima bantuan di Tzu Chi Center, Jakarta Utara (23/3). Berpose mesti, physical distancing harus.

 

Pilar bisnis seperti APP Sinar Mas, misalnya berkontribusi via jalur yang berbeda, seperti  dalam penyerahan bantuan melalui Indonesian Chamber of Commerce in China (Inacham) –berupa masker N95 , surgical mask, berikut disinfectan wipes kepada Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi yang berlangsung di Bandara Soekarno Hatta, Banten (27/3) pagi. Mereka bahkan berupaya menuntaskan seluruh perizinan dan instalasi mesin produksi agar pabrik masker yang dikelola oleh PT The Univenus Cikupa, Banten dapat segera berproduksi.

 

 

“Supaya di tahap awal, selain dapat berkontribusi mendukung kebutuhan masker bagi para tenaga medis, sesuai arahan pemerintah, sekaligus memenuhi penyediaan untuk karyawan kami,” ungkap Sulistiyanto ketika menjawab pertanyaan jurnalis dalam jumpa pers lewat konferensi video di Tzu Chi Center Tower, Jakarta Utara, Senin (6/4), seusai penyerahan bantuan bagi Badan Nasional Penanggulangan Bencana. Direncanakan mengawali produksi pada pengujung April, masker yang dihasilkan pabrik berkapasitas awal 1,8 juta masker per bulan ini akan menyandang merek Medishield by Paseo.

 

Bantuan dari APP Sinar Mas bersama Inacham, tiba di bandara Soekarno-Hatta, Banten (27/3).

 

Rabu (1/4) silam, giliran Sinar Mas Land yang memberikan bantuan, persisnya melalui PT Bumi Serpong Damai yang menyerahkan alat pelindung diri bagi jajaran medis di lingkup Pemerintah Kabupaten Tangerang dan Pemerintah Kota Tangerang Selatan, Banten. Hari itu, bantuan diterima langsung oleh  Bupati Tangerang, Ahmed Zaki Iskandar bersama Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Tangerang Naniek Isnaini. Tidak berhenti di sana, bantuan akan berlanjut ke sejumlah lokasi di mana Sinar Mas Land melakukan pegelolaan wilayah.

 

Melibatkan siswa Politeknik Sinar Mas Berau Coal mendesain face shield, meminta UMKM setempat memproduksinya, dan meneruskannya kepada petugas medis di Tanjung Redeb, Kabupaten Berau. Begitu PT Berau Coal memberikan dukungan.

 

Sementara di Tanjung Redeb, Kalimantan Timur, PT Berau Coal tak ketinggalan memberikan dukungan menggandeng lintas pihak. Solusi yang dihadirkan terhitung kreatif karena melibatkan Politeknik Sinar Mas Berau Coal binaan mereka guna merancang pelindung wajah (face shield) yang pembuatannya dilakukan menggamit sejumlah usaha mikro kecil dan menengah setempat yang tengah mati angin di kala pandemi. Hasilnya sudah dipergunakan oleh pihak RSUD Abdul Rivai. “Pemesanan face shield produksi lokal diharapkan memberi pemasukan bagi UMKM setempat, agar mereka dapat tetap berproduksi dalam kondisi yang menantang ini,” kata Corporate Communications Manager Berau Coal, Arif Hadianto.

 

Seperti ini jadinya face shield bantuan PT Berau Coal saat dikenakan staf medis RSUD Abdul Rivai, Tanjung Redeb.

 

Inisiatif serupa dilakukan pula para relawan Yayasan Buddha Tzu Chi Sinar Mas di Jakarta yang face shield karya mereka telah menjangkau para tenaga medis pada sentra perkebunan sawit di Sumatera, Kalimantan hingga Papua. Tak semua berupa alat kesehatan, seperti PT Super Wahana Tehno yang sejak 27 Maret hingga 10 April berkomitmen memasok air mineral dalam kemasan Pristine bagi Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta. Tak ketinggalan, dari Sidoarjo, Jawa Timur, ratusan kemasan biskuit produk PT United Waru Biscuit Manufactory – lebih dikenal dengan UBM –  juga turut menemani jajaran petugas medis di Kemayoran. Donasi serupa mereka teruskan pula bagi Pemerintah Kota Surabaya (27/3).

 

Aksi perwakilan PT UBM Sidoarjo kala menyerahkan donasi kepada Pemerintah Kota Surabaya (28/3). Coba terka, yang mana sosok Walikota, Tri Rismaharini?

 

Ada banyak lagi kisah ragam inisiatif dari berbagai pilar bisis Sinar Mas, tak semua melalui jalur Pengusaha Peduli NKRI, karenanya ada pula yang tak tertayangkan di media massa. Namun inisiatif dan kepedulian tetap hadir di sana, biarpun jauh di mata (dan fisik), selalu dekat di hati.

 

 

SMILE Magazine edisi ke-21

Penulis: Jaka Anindita

Kontributor: Yulrando Dave, Victoria Ariwita, Annisa Nurmalidia

Editor naskah: Sidhi Pintaka

Foto: Ferdian H. Setiono

 


Tags: , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,



Jaka Anindita




Previous Post

Sebuah Himne, Beragam Versi

Next Post

Menyembunyikan Identitas Diri





You might also like



0 Comment


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *


More Story

Sebuah Himne, Beragam Versi

Dendang Love Changes Everything dalam pementasan Aspects of Love besutan Andrew Lloyd Webber, tigabelas tahun silam menjadi...

February 26, 2020