Bermula dari konfirmasi Pemerintah atas kasus pertama pasien positif terinfeksi virus korona (Covid-19) di awal Maret 2020, hingga hari ini, tercatat penambahan ribuan pasien, termasuk lebih dari dua ratus orang yang meninggal dunia karenanya, tersebar di penjuru negeri. Indonesia tak sendirian, serangan serempak, menginfeksi banyak orang di berbagai belahan dunia mendorong Badan Kesehatan Dunia per 11 Maret silam menetapkan status pandemi global. Kecepatan penyebaran Covid-19 menjadikan penanganannya layaknya sebuah balapan.
Waspada tak lagi cukup, saling mendukung disegerakan. “Penyebaran virus yang cepat dan tak memilih korbannya mengingatkan kita akan pentingnya menggalang solidaritas dalam penanganan pandemi ini. Kami melihat Kementerian BUMN yang membawahi sejumlah entitas pelayanan publik mesti mendapatkan dukungan,” kata Managing Director Sinar Mas, G. Sulistiyanto seusai penyerahan simbolik peralatan uji cepat dan masker kepada Menteri Badan Usaha Milik Negara, Erick Thohir (24/3) di Jakarta.
Sektor usaha yang ada di bawah naungan Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) menggandeng Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia bergerak menggalang donasi guna pengadaan alat kesehatan. Di tempat yang sama, Ketua Umum KADIN, Rosan Roeslani berharap lebih banyak lagi sektor privat yang dapat bergabung dalam donasi yang berlangsung secara bertahap. “Kami berharap, donasi berbagai perusahaan mampu menggalang pendanaan hingga sebesar Rp500 miliar, akan sangat baik jika mencapai lebih dari itu.”
Menteri BUMN mengatakan, “Bangsa Indonesia di saat seperti ini tetap menunjukkan gotong royongnya, ini yang menjadi kekuatan kita. Kami berterima kasih kepada Ketua KADIN dan Pak Sulis yang hadir mewakili para pengusaha, dan juga tentunya dari Yayasan Buddha Tzu Chi. Apa yang bapak-bapak kontribusikan dan kerjasamakan seperti test kit, APD, sangatlah diperlukan karena perusahaan BUMN tidak membuatnya. Jadi makin banyak yang membantu, akan semakin baik.”
“Kami telah lama bersinergi dengan sektor usaha dalam aktivitas sosial dan filantropi, namun baru kali ini bekerja sama menghadapi pandemi. Penanganan bersama Covid-19 adalah ujian terbesar kebersamaan kami,” kata relawan Tzu Chi sekaligus CEO DAAI TV Indonesia, Hong Tjhin. Menurut Rosan, pihaknya akan melaporkan perkembangan donasi kepada Presiden RI secara berkala. Dalam setiap penyerahan donasi maupun kunjungan, mereka tampak berjarak, dan hanya memberi salam dari “kejauhan”, tanpa bersentuhan. Bukan lantaran tak ingin akrab ataupun tak sopan, melainkan karena mereka tengah mempraktikkan menjaga jarak fisik, yang sering disebut physical distancing atau social distancing, guna memotong rantai penyebaran Covid-19.
Karena donasi berupa peralatan, Sulistiyanto yang mengkoordinasi inisiatif ini menyebut jika Pemerintah telah memfasilitasi lewat relaksasi perizinan impor alat kesehatan agar bantuan dapat segera tiba di Indonesia, dan memperkuat penanganan pandemi yang lebih cepat, aman dan menyeluruh. Bantuan bertahap tersebut berbentuk peralatan uji cepat (rapid test kit), alat perlindungan diri (APD atau personal protective equipment), alat bantu pernapasan (ventilator), serta masker.
Pilar bisnis seperti APP Sinar Mas, misalnya berkontribusi via jalur yang berbeda, seperti dalam penyerahan bantuan melalui Indonesian Chamber of Commerce in China (Inacham) –berupa masker N95 , surgical mask, berikut disinfectan wipes kepada Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi yang berlangsung di Bandara Soekarno Hatta, Banten (27/3) pagi. Mereka bahkan berupaya menuntaskan seluruh perizinan dan instalasi mesin produksi agar pabrik masker yang dikelola oleh PT The Univenus Cikupa, Banten dapat segera berproduksi.
“Supaya di tahap awal, selain dapat berkontribusi mendukung kebutuhan masker bagi para tenaga medis, sesuai arahan pemerintah, sekaligus memenuhi penyediaan untuk karyawan kami,” ungkap Sulistiyanto ketika menjawab pertanyaan jurnalis dalam jumpa pers lewat konferensi video di Tzu Chi Center Tower, Jakarta Utara, Senin (6/4), seusai penyerahan bantuan bagi Badan Nasional Penanggulangan Bencana. Direncanakan mengawali produksi pada pengujung April, masker yang dihasilkan pabrik berkapasitas awal 1,8 juta masker per bulan ini akan menyandang merek Medishield by Paseo.
Rabu (1/4) silam, giliran Sinar Mas Land yang memberikan bantuan, persisnya melalui PT Bumi Serpong Damai yang menyerahkan alat pelindung diri bagi jajaran medis di lingkup Pemerintah Kabupaten Tangerang dan Pemerintah Kota Tangerang Selatan, Banten. Hari itu, bantuan diterima langsung oleh Bupati Tangerang, Ahmed Zaki Iskandar bersama Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Tangerang Naniek Isnaini. Tidak berhenti di sana, bantuan akan berlanjut ke sejumlah lokasi di mana Sinar Mas Land melakukan pegelolaan wilayah.
Sementara di Tanjung Redeb, Kalimantan Timur, PT Berau Coal tak ketinggalan memberikan dukungan menggandeng lintas pihak. Solusi yang dihadirkan terhitung kreatif karena melibatkan Politeknik Sinar Mas Berau Coal binaan mereka guna merancang pelindung wajah (face shield) yang pembuatannya dilakukan menggamit sejumlah usaha mikro kecil dan menengah setempat yang tengah mati angin di kala pandemi. Hasilnya sudah dipergunakan oleh pihak RSUD Abdul Rivai. “Pemesanan face shield produksi lokal diharapkan memberi pemasukan bagi UMKM setempat, agar mereka dapat tetap berproduksi dalam kondisi yang menantang ini,” kata Corporate Communications Manager Berau Coal, Arif Hadianto.
Inisiatif serupa dilakukan pula para relawan Yayasan Buddha Tzu Chi Sinar Mas di Jakarta yang face shield karya mereka telah menjangkau para tenaga medis pada sentra perkebunan sawit di Sumatera, Kalimantan hingga Papua. Tak semua berupa alat kesehatan, seperti PT Super Wahana Tehno yang sejak 27 Maret hingga 10 April berkomitmen memasok air mineral dalam kemasan Pristine bagi Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta. Tak ketinggalan, dari Sidoarjo, Jawa Timur, ratusan kemasan biskuit produk PT United Waru Biscuit Manufactory – lebih dikenal dengan UBM – juga turut menemani jajaran petugas medis di Kemayoran. Donasi serupa mereka teruskan pula bagi Pemerintah Kota Surabaya (27/3).
Ada banyak lagi kisah ragam inisiatif dari berbagai pilar bisis Sinar Mas, tak semua melalui jalur Pengusaha Peduli NKRI, karenanya ada pula yang tak tertayangkan di media massa. Namun inisiatif dan kepedulian tetap hadir di sana, biarpun jauh di mata (dan fisik), selalu dekat di hati.
SMILE Magazine edisi ke-21
Penulis: Jaka Anindita
Kontributor: Yulrando Dave, Victoria Ariwita, Annisa Nurmalidia
Editor naskah: Sidhi Pintaka
Foto: Ferdian H. Setiono
Tags: Alat kesehatan, Alat uji cepat, Alkes, Anies Baswedan, APP, Arif Hadianto, Asia Pulp Paper, Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Batu Bara, BC, BNPB, Corona Virus, Corporate Communications, Covid-19, CSR, Doni Monardo, Ferdian H Setiono, G. Sulistiyanto, Gubernur DKI Jakarta, Jaka Anindita, KADIN, Kementerian Kesehatan, Masker, Pandemi, Pemprov DKI Jakarta, Pengusaha Peduli NKRI, President Office Sinar Mas, Pristine, PT Berau Coal, Rapid test kit, Rosan Roeslani, Saleh Husin, SARS Covid, Sinar Mas, sinarmas, SMILE Magazine, SMILE Magz, Super Wahana Tehno, SWT, Tisu, Tri Rismaharini, UBM, United Waru Biscuit Manufactory, Victoria Ariwita, virus korona, Walikota Surabaya, Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia, Yulrando dave