Bagi sektor industri, pandemi tak cuma memberikan kisah getir, tapi juga pelajaran berharga. Para pengusaha, baik dari skala mikro hingga raksasa mendapati keberlanjutan usaha mereka mesti mendapat dukungan jaringan distribusi yang tangguh. Keperkasaan sektor pertanian dan pangan tampak dari kemampuannya bertahan, bertumbuh, bahkan memunculkan sejumlah peluang bisnis baru. Bagaimana transformasi digital mesti dilakukan juga semakin jelas tergambar saat wabah melanda.
Bisnis adalah memanfaatkan kesempatan, bahkan di tengah kesempitan sekalipun. Jangan buru-buru mengira perusahaan berhenti menggamit talenta muda gegara pandemi. “Almarhum Eka Tjipta Widjaja dapat berbangga hati menyaksikan Sinar Mas yang dulu dibangunnya berlandaskan kekuatan tekad dan harapan untuk bersama-sama tumbuh, berkembang, dan sejahtera, ternyata tetap relevan menjadi tambatan karir para milenial,“ kata Managing Director Sinar Mas Saleh Husin saat memberikan pengantar dalam Sinar Mas Virtual Graduation 2020, Jumat (18/12/2020). Hari itu, sebanyak 437 wisudawan peserta Management Development Program, resmi bergabung ke sejumlah pilar usaha Sinar Mas.
Muhammad Miftahul Azhar adalah contoh betapa talenta muda yang mengidamkan bekerja di sebuah industri kertas tetaplah ada, setelah sebelumnya kerap melihat, kemudian mengenal produk-produk APP Sinar Mas dari toko milik sang ibu, di Yogyakarta. Kini, di usia yang ke-23, sebagian niatnya telah tercapai. Ia adalah lulusan terbaik program MDP APP, persisnya Graduate Trainee Batch 5, Energy & Pulp Production School, Program Power Plant di Tjiwi Kimia, Mojokerto, Jawa Timur. “Ternyata di APP ada pembangkitnya, sementara saya benar-benar punya passion di pembangkit. Selama kuliah banyak belajar tentang pembangkit. Alhamdulilah, saya ditempatkan di pembangkit. Sesuai impian saya,” kata pemudah lulusan Program Teknik Mesin Universitas Gadjah Mada ini.
Tertarik yang Besar
Tak jauh berbeda dengan Mifta, Juanne Ningsih Sirait, wisudawan terbaik dari Bank Sinarmas berkisah jika berkarir di industri perbankan adalah niatan lama dirinya. “Dari dulu ingin kerja di bank, setelah melihat mereka yang di bank, orangnya rapi dan banyak membantu orang,” kata sosok asal Medan, Sumatera Utara ini. Namun penyebab dirinya menautkan tekad, memilih Bank Sinarmas dari sekian banyak bank yang ada, “Karena Sinar Mas adalah kelompok bisnis yang besar dengan berbagai pilar.” Selaku Account Officer Team Lending yang bertugas menjaring debitur guna memanfaatkan skema permodalan yang tersedia, besarnya jumlah karyawan Sinar Mas, tentu tak dapat dilewatkan.
Saleh melihat prosesi yang berlangsung secara virtual sebagai penanda, bahwasanya Sinar Mas tengah berkenalan dengan cara bahkan budaya kerja, yang berbeda, dari sebelumnya. “Namun untuk meraih tujuan yang sama: membawa Sinar Mas tumbuh dan berkembang, menyejahterakan karyawan, dan juga bangsa Indonesia,” ujarnya. Semenjak Sinar Mas mentradisikan prosesi inaugurasi ‘anak-anak MDP’ tahun 2012, justru pada masa pandemi Covid-19 tahun ini, jumlah wisudawan mencapai angka tertinggi.
Saleh yang Menteri Perindustrian periode 2014-2016 ini berpendapat, prosesi wisuda secara virtual adalah penanda, bahwasanya para lulusan tengah berkenalan dengan cara kerja yang berbeda dengan sebelumnya. “Namun untuk meraih tujuan yang sama: membawa perusahaan tumbuh dan berkembang, menyejahterakan karyawan, dan juga bangsa Indonesia.”
Juanne misalnya, tak saja mempertimbangkan besarnya Sinar Mas, namun mengaku duluan kepincut pada sisi inovasi dalam aplikasi Simobi yang menurutnya lebih ramah pengguna daripada aplikasi sejenis lansiran bank lain. “Aplikasinya tidak membuat ribet nasabah, mudah. Bahkan angka saldo dapat langsung terlihat.”
Berterima Kasih, Berdoa
Senada dengan Saleh, Direktur Asuransi Sinar Mas (ASM), Dumasi Samosir saat membagi pengalamannya kala bergabung di tahun 1990 – juga melalui jalur management development program – mengatakan, “Baru lulus kuliah, biasanya bertemu gambar, hitung-hitungan bangunan, kini tiba-tiba harus mengurus kertas, hubungan dengan para boss, hubungan dengan luar negeri karena di asuransi banyak terkait dengan european market. Waktu itu agak roaming, apalagi semua harus serba cepat. Tapi I became get used to it,” urai Dumasi yang meskipun berlatar belakang teknik sipil, mampu menjadi lulusan terbaik dalam program MDP yang dijalaninya.
Program yang ia ikuti mengalami penundaan sebulan lamanya, dan dalam masa penantian, dirinya mendapatkan penugasan sebagai sekretaris dewan direksi dan komisaris, di mana ia mendapatkan kesempatan menguasai banyak hal baru. ”Itu menjadi dasar yang sangat kuat bagi karir saya hingga sekarang. Skill mestilah dibungkus dengan integritas dan rasa berterima kasih. Mantapkan aspek ini. Berterima kasih karena mendapat tugas, dan lebih berterima kasih jika menerima tugas lebih banyak. Jika membentur sesuatu, jangan putus asa, berdoa kepada Tuhan, bersyukur, stay thankful dan selalu mencari tau apa yang kurang,” ungkapnya membagi kiat menjalani perubahan yang semakin cepat dalam dunia kerja.
Sebagaimana Juanne merasakannya sendiri, “Dalam pekerjaan pasti ada up and down, sampé suntuk dan pusing. Tapi jika kita menempatkan Tuhan di atas segalanya, pasti selalu ada jalan,” lulusan Institut Pertanian Bogor tahun 2016 ini meyakini.
Beradaptasi, Berbagi
Mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan menjadi kata kunci yang dibagikan oleh pendiri sekaligus CEO MauBelajarApa, Jourdan Kamal. Setelah melalui pendidikan dan membangun karir di Singapura, ia mendapati Indonesia adalah sesuatu yang berbeda. Punya niatan memberikan dampak positif bagi bangsanya, Jourdan justru mendapatkan gegar budaya dengan perbedaan kultur kerja yang pernah ia rasakan sebelumnya. “Orang di Indonesia sangat kreatif, tapi juga sangat tidak terorganisasi dengan baik dan tak berdisiplin,” ungkapnya. Dari situ, datang ide membangun lembaga pendidikan yang menggarap sisi soft skill pesertanya, ketrampilan khusus, non-akademik yang berguna membantu orang dalam menjalani kehidupannya, termasuk karir profesional mereka. Hingga tahun 2015 hadir MauBelajarApa.Com.
Bergabung pada bulan Maret, nyaris berbarengan dengan terjangan pandemi Covid-19, Miftah mendapati lingkungan kerja yang terbuka dan siap berbagi dengan anak baru seperti dirinya. “Saya merasa tidak ada batas senioritas. Pas saya kuliah, ditakut-takuti dengan mitos senioritas dan atasan yang gak mau ngajarin. Tidak seperti itu di sini. Para senior mengajari sampai saya benar-benar paham. Itu salah satu yang bikin saya betah,” urainya. Sebagai gantinya, ia menyatakan siap berbagi dengan merencanakan dapat menyusun panduan bagi para karyawan anyar yang bertugas di power plant. “Menjadikan tantangan sebagai sebuah kesempatan,” ujarnya terinspirasi apa yang disampaikan Jourdan.
Pernyataan Presiden Joko Widodo, Rabu (16/12/2020) bahwasanya pemerintah akan menggratiskan vaksinasi Covid-19 memercikkan optimisme jika penanganan pandemi mulai menunjukkan titik terang, memberi kesempatan bagi perekonomian yang tersendat menemukan kembali jalannya. Lebih dari 400 wisudawan pagi itu adalah sebagian aktornya.
Penulis: Jaka Anindita
Kontributor: Caecario Vito, Yulrandro Dave
Desain grafis: Dede Ilham F
Tags: APP Sinar Mas, Asia Pulp and Paper Sinar Mas, Asuransi Sinar Mas, Bank Sinarmas, Caecario Vito, Corporate Communications, Dede Ilham Fitriana, Digital banking, Dimasi Samosir Wongso, IPB, Jaka Anindita, Jourdan Kamal, Juanne Ningsih Sirait, Management development program, MauBelajarApa.Com, MDP, Mojokerto, President Office, President Office Sinar Mas, PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk, Saleh Husin, SIMOBI, Sinar Mas, Sinar Mas Graduation, sinarmas, SMILE Magazine, SMILE Magz, Tjiwi, UGM, Wisuda Sinar Mas, Wisuda virtual, Yulrandro Dave