Kesibukan adalah keseharian pabrik. Namun sepekan ini berbeda. Baik yang terjadi dalam pabrik Sinar Mas Agribusiness and Food di Marunda, Kabupaten Bekasi, maupun yang berlangsung di PT Indah Kiat Pulp & Paper, Tbk Tangerang Mill, karena terlihat aktivitas pengujian jaringan telekonferensi beriring dengan persiapan tempat guna menggelar kegiatan yang melibatkan banyak orang. Senin sore (17/5/2021) dari spanduk yang terpasang serta jajaran meja-kursi yang tersusun, ketahuan apa yang akan berlangsung.
“Kepercayaan pemerintah untuk mengawali Vaksinasi Gotong Royong di tempat ini dapat menjadi momentum berharga mendukung upaya bangsa Indonesia menciptakan kekebalan kelompok, membantu normalisasi aktivitas karyawan,” kata Managing Director Sinar Mas, Saleh Husin dari Jakarta, tentang Vaksinasi Gotong Royong yang oleh Pemerintah dimulai serentak, Selasa keesokan harinya (18/5/2021). Karena Presiden Joko Widodo mengawali kegiatan ini dari Jababeka, Cikarang, pemantauan pada 18 lokasi lainnya, berlangsung secara virtual.
Dari pabrik Sinar Mas Agribusiness and Food Marunda, yang lebih dikenal sebagai Marunda Refinery, Head of Corporate Affairs Sinar Mas Agribusiness and Food, Harry Hanawi mengharapkan, “Cakupan vaksinasi yang semakin masif berikut penerapan protokol kesehatan yang prima dapat menjadi landasan menjaga keberlangsungan produksi, sehingga kebutuhan bahan pangan masyarakat, maupun pasokan biodiesel bagi program bahan bakar terbarukan pemerintah tetap terpenuhi.”
Kalau di Marunda hampir 600 karyawan menerima vaksin, untuk kemudian secara bertahap menjangkau hingga 3.000 karyawan, di Tangerang Selatan, Asia Pulp & Paper Sinar Mas secara bergelombang memvaksinasi 4.000 karyawan mereka dari sejumlah mill. Mereka semua mendapatkan injeksi vaksin Sinopharm. “Vaksinasi di lingkup industri manufaktur dengan karyawan dalam jumlah besar dapat mempercepat gerak sektor industri memulihkan perekonomian Indonesia,” ujar Wakil Presiden Direktur PT IKPP Tbk, Suhendra Wiriadinata.
Sebagaimana tertuang dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 10 Tahun 2021 tentang Pelaksanaan Vaksinasi Dalam Rangka Penanggulangan Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19), kegiatan yang diinisiasi Kamar Dagang dan Industri Indonesia ini, selain menjadi tanggungan perusahaan, juga mesti berlangsung di luar fasilitas pelayanan kesehatan milik pemerintah, memakai vaksin yang berbeda dengan pemerintah.
Creative Designer of Kokoru, Supply Chain Department di IKPP Tangerang, Chrisna Handayani – satu dari 4.000 karyawan yang mendapatkan giliran – mengaku sudah menanti dan bersiap terlebih dulu. “Aku mulai minum vitamin, arahan dari Mama. Soalnya Mama bilang kalau vaksinasi kita harus fit, maksudnya jangan sampai sakit. Apalagi, kita ‘kan juga bekerja, punya anak, begadang segala macam. Maksudku, jangan sampai sudah tiba saatnya, malah sakit. Kan sayang. Jadi pas tahu mau vaksinasi, aku selama seminggu sebelumnya sudah minum vitamin,” ungkapnya. Kedua orangtuanya yang terhitung lansia, telah lebih dulu mendapatkan vaksinasi dari pemerintah.
Iid Abdul Rasyid, penerima vaksin yang bertugas Safety Inpectorate, Occupational Safety and Health, mengaku mesti bergerak lebih awal bersama rekan-rekannya. Sejak pandemi bermula, mereka aktif memberikan edukasi seputar protokol kesehatan di mill, hingga menghadirkan pemateri dari kalangan medis guna memperkuat sosialisasi. “Terakhir pas ada pendataan vaksinasi dari perusahaan, kami mendatangkan narasumber untuk membahas seperti apa vaksinasi, kalau mau divaksinasi harus bagaimana. Agar karyawan siap, dan di benak mereka tidak ada kecurigaan serta prasangka aneh-aneh,” ceritanya.
Sesuai tajuk kegiatan yang gotong royong, vaksinasi baik di Bekasi maupun Tangerang Selatan difasilitasi oleh Tzu Chi Hospital melibatkan Klinik Pratama Simas Sehat, SehatQ serta Eka Hospital. Senada, baik Saleh, Harry dan Suhendra, mengapresiasi dukungan sejumlah pilar bisnis Sinar Mas yang menugaskan para tenaga medisnya, sekaligus tak lupa mengingatkan agar karyawan penerima vaksin tetap mengedepankan protokol kesehatan.
Itu sebabnya, Chrisna menghindari sikap percaya diri berlebih pasca vaksinasi. “Karena sekarang banyak mutasi virus Covid. Dengan menjaga prokes, paling ‘gak bisa meminimalisasi. Jadi tetap menjalankan protokol dong, jangan kasih kendor,” ujarnya tentang menaati prokes meski telah mendapatkan vaksinasi.
Bagi petugas Keselamatan dan Kesehatan Kerja atau K3, tanggung jawab mereka lebih menantang, khususnya saat menjangkau rekan-rekannya di lapangan. Iid memperkirakan, karyawan yang mengoperasikan mesin akan berkeringat lebih banyak, membuat masker yang dikenakan lebih cepat basah, akibatnya sering mereka turunkan. “Kami coba mengedukasi mereka kalau Covid-19 masih ada, dan yang mesti peduli dengan kesehatan masing-masing adalah diri kita sendiri.” Sebagai penyintas, dirinya juga kerap membagi pengalaman ke rekan lainnya, termasuk kisah-kisah gejala dan perawatan pasien Covid-19.
Langkah mempercepat terbentuknya kekebalan komunitas, khususnya di lingkup industri manufaktur lewat Vaksinasi Gotong Royong telah bermula, sekaligus meluas, agar aktivitas industri semakin menggeliat produktif. Selagi berlangsung, sembari menanti obat yang paling mujarab, mematuhi protokol kesehatan adalah obat yang saat ini dapat kita manfaatkan.
Penulis: Jaka Anindita
Kontributor: Yulrandro Dave, Sisca Yulia
Desainer: Dede Ilham F
Video: Andri Riza
Foto: APP Sinar Mas, Sinar Mas Agribusiness & Food
Tags: Andri Riza, APP, Asia Plulp & Paper Sinar Mas, Chrisna Handayani, Corona Virus, Corporate Communications, Covid-19, Dede Ilham Fitriana, Duta Sinar Mas, Harry Hanawi, Iid Abdul Rasyid, IKPP, IKPP Tangerang, Indah Kiat Pulp & Paper, Jaka Anindita, KADIN, Kilas, Kokoru, Kompas, Marunda Refinery, Mitigasi bencana, Pandemi, President Office, President Office Sinar Mas, Saleh Husin, Sinar Mas, Sinar Mas Agribusiness & Food, sinarmas, Sinopharm, Sisca Yulia, SMART, SMILE Magazine, SMILE Magz, Suhendra Wiriadinata, Vaksinasi, Vaksinasi Gotong Royong, Vaksinasi mandiri, Yayasan Muslim Sinar Mas, Yulrandro Dave