Letak Puri KIIC Golf View Hotel, berada di tepi, atau lebih tampak dikelilingi sebuah lapangan golf, namun dari hotel untuk dapat sampai ke lobi utama lapangan, perjalanan berkendaraan mesti menempuh rute sedikit melambung tak sampai 2 kilometer. Tiba di sana, Palm Springs Golf and Country Club Karawang Course General Manager, Alex Leksmana menyatakan tak berkeberatan dengan sebutan hotel dengan fasilitas lapangan golf yang sebelumnya dikatakan oleh Mila Hayati dan Keiko Miura dari Puri KIIC. “Yang penting tamunya tetap ramai,” ujar Alex, veteran dalam pengelolaan lapangan golf dengan pengalaman sepanjang 31 tahun.
Baca juga: Hotel dengan Fasilitas Lapangan Golf …
Lapangan dengan 18 hole seluas nyaris 75 hektar besutan Mark F. Rather dari firma asal AS, Rather International Golf Design, Inc. ini menurut Alex, selain membidik para golfer dari kalangan pebisnis yang singgah ataupun tengah bekerja di Karawang International Industrial City, menggarap pula pangsa Jakarta dan Jawa Barat. “Saat weekday, pengunjung publik lebih besar jumlahnya, sedangkan saat weekend giliran pengunjung dari KIIC,” ujarnya.
customer merasa tempat ini menjadi rumah kedua
Sempat menyandang nama Sedana Golf & Country Club sejak berdiri tahun 1996 silam, mulai tahun 2018, lapangan ini bernama Palm Springs Golf & Country Club Karawang Course selaras dengan “saudara-saudaranya” di bawah naungan Sinar Mas Land, yakni Palm Springs Golf & Country Club Batam Course, Kepulauan Riau, dan satunya Palm Resort Golf & Country Club, Johor Malaysia.
Sekalipun tanpa beriklan di media, dan memilih promosi serta pemasaran via kekuatan word of mouth, Palm Springs yang menawarkan panorama hamparan kehijauan alam, ternyata mampu menjaring pendapatan melampaui raihan lapangan di Pulau Batam yang berpemandangan hamparan pantai. “Di sana customer sebagian besar wisatawan asal Singapura dan Malaysia (mereka tak bisa menyeberang ke Batam selama pandemi). Sementara di Karawang, lebih banyak warga setempat serta ekspatriat Jepang dan Korea yang long stay di sini,” kata Alex menjelaskan sebabnya.
Selain itu, menurutnya, di lapangan pelawat mendapatkan keistimewaan dari golf cart yang dapat memasuki fairway dengan kata lain berada tak jauh dari posisi mereka saat tengah beraksi. Rupanya cukup banyak golfer enggan berjalan kaki terlalu jauh, sementara di negeri ini, tak banyak lapangan golf yang memfasilitasi hal itu. Sementara dari sisi interpersonal, Alex dan jajarannya punya mantra serupa dengan rekan-rekannya di Puri KIIC, yaitu selalu berupaya membangun kedekatan dengan para pengunjung. “Membuat customer merasa tempat ini menjadi rumah kedua bagi mereka. Agar new customer tertarik menjadi repeat customer dan selanjutnya meningkat menjadi loyal customer,” ujarnya membagi kiat.
Deru pandemi menjadikan para tamu serta ekspatriat berada di lingkungan terbatas, bersua dengan insan yang sama, dalam periode yang panjang. Agar kejenuhan tak sampai melanda hingga mempengaruhi produktivitas, kemampuan membangun lingkungan yang menentramkan, keramahan yang orisinal sangatlah penting. Puri KIIC dan Palm Springs menunjukkannya.
Jadi, hotel dengan fasilitas lapangan golf atau lapangan golf dengan fasilitas hotel?
Bagian kedua dari 2 tulisan
Penulis: Jaka Anindita
Kontributor: Victoria Ariwita dan Erika Ilyas
Grafis dan desain: Dian Innabimata
Foto dan peraga: Rustandi Komarudin dan manajemen Palm Springs Golf and Country Club
Tags: Alex Leksmana Keiko Miura, Corporate Communications, Covid-19, Dian Innabimata, Ekspatriat, Erika Ilyas, Golf cart, Golf course, Itochu Corporation, Jaka Anindita, Jawa Barat, Jepang, Jun Takamizu, Karawang, Karawang International Industrial City, Kawasan industri, KIIC, Lapangan golf, Mila Hayati, Palm Springs Golf and Country Club Karawang Course, Pandemi, Perumahan Sedana, PR, President Office, President Office Sinar Mas, Public relations, Puri KIIC, Sinar Mas, Sinar Mas Land, SMILE Magazine, SMILE Magz, Victoria Ariwita