Tidak seperti kompetisi yang lazim berlangsung, Lomba Budaya Humanis Tzu Chi berupaya menumbuhkan karakter pesertanya – yakni para pelajar sekolah dasar – agar berkembang menjadi sosok berbudi baik, menjunjung tata krama, tak lupa bersyukur, selain selalu penuh semangat dan berkelimpahan cinta kasih kepada sesama. Harapannya, mereka kelak akan memahami bagaimana bersumbangsih, menjangkau masyarakat sekitar.
Sinar Mas Board Member sekaligus Wakil Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia, Franky Oesman Widjaja dalam pengantarnya di Tzu Chi Center, Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara, mengibaratkan Tzu Chi sebagai pendorong. Sosok dengan kelebihan tenaga, ide, maupun materi dapat membantu kalangan yang membutuhkan, dan mereka yang telah terbantu tadi, diharapkan tergerak menjangkau kalangan yang lain. Filosofi serupa coba ditularkan kepada para siswa yang hadir berlomba.
Seperti tampak dari kegiatan yang telah memasuki tahun kesepuluh penyelenggaraannya, dan berfokus pada ‘108 Kata Perenungan Master Cheng Yen’, di mana pesertanya saling berkompetisi secara humanis – dalam suasana perkawanan yang kental – mengekspresikan pemahaman mereka atas nilai-nilai kebaikan dalam tiga kategori, Lomba Cepat Tepat, Lomba Bercerita dan Lomba Menggambar, sepanjang 23 hingga 24 November 2024. Mereka datang dari sejumlah sekolah dasar binaan Sinar Mas Agribusiness and Food, APP Group, dan juga Tzu Chi Sinar Mas, setelah melalui penyisihan berjenjang sebelum tiba di Jakarta.
Tahun ini, tak kurang dari 821 siswa dari 61 sekolah turut menguji pemahaman mereka, yang pada babak final di Jakarta, meloloskan 39 orang siswa dari 16 sekolah. Di sana, para siswa Sekolah Eka Tjipta menunjukkan capaian istimewa dengan meraih seluruh posisi pemuncak pada setiap kategori, dengan kata lain tampil selaku juara umum. Kiprah para pelajar sepanjang dua hari ini turut menyemarakkan Perayaan HUT ke-20 Tahun Tzu Chi Cabang Sinar Mas.
Firsa Diah Sawitri, siswa SD Eka Tjipta Hanau mengaku senang dapat menjadi pemenang. “Perjalanan kompetisi yang panjang, sampai ke tingkat Nasional di Jakarta membuat saya belajar arti perjuangan dan ketekunan berlatih,” kata Firsa yang memenangkan Lomba Menggambar. Sementara rekannya satu sekolah, Nor Kaisya Kamula Bahri berkata, “Saya terharu bisa mendapat juara satu Lomba Bercerita di tingkat Nasional. Saya bersyukur memiliki bapak dan ibu guru yang hebat dan solid. Terima kasih kepada Tzu Chi yang telah memberikan penghargaan dan tabungan pendidikan, yang sangat bermanfaat untuk masa depan saya,” kata sang juara dalam Lomba Bercerita ini. Tak kalah penting bagi mereka para talenta muda: amalkan apa yang telah diraih selama di Tzu Chi Center.
Penulis: Waliadi, ed. Jaka Anindita
Foto: dokumentasi Tzu Chi Indonesia