Sinar Mas, melalui Eka Tjipta Foundation (ETF), mendorong para pendidik untuk meningkatkan kompetensi, seiring revitalisasi sekolah sebagai pusat keunggulan. Hal ini mengemuka dalam seminar Seminar SMK sebagai Pusat Keunggulan dan Pengelolaan Teaching Factory yang berlangsung di SMK Strada 1 Jakarta Pusat, Sabtu (17/9/2022) menjangkau hingga 100 (seratus) orang pengelola serta guru dari 3 (tiga) sekolah binaan ETF yang tersebar di berbagai kota.
“Kami mengajak para pendidik untuk menyongsong program sekolah sebagai pusat keunggulan dengan bersemangat sebagaimana tema utama peringatan 100 tahun Eka Tjipta Widjaja: pantang menyerah. Membuka diri terhadap pengetahuan baru, meneguhkan posisi sekolah vokasi sebagai teaching factory,” ujar Ketua Umum ETF, Hong Tjhin.
Dukungan ETF atas program pemerintah menciptakan sumber daya manusia yang terampil dan siap memasuki dunia usaha dan dunia industri kerja atau DUDIKA, dilakukan lewat program Revitalisasi SMK sejak tahun 2019 yang terus berlanjut hingga saat ini, dan telah merevitalisasi belasan sekolah, termasuk dengan dukungan sejumlah pilar bisnis Sinar Mas. “Program Revitalisasi SMK ini menjadi salah satu perwujudan visi Eka Tjipta Foundation, yaitu menumbuhkan kemandirian masyarakat agar kelak dapat menuai kesejahteraan”, ujar Agustina Tutik, Kepala Divisi Pendidikan ETF.
Seminar menghadirkan para pakar, yakni Wikan Sakarinto yang pakar pendidikan vokasi dan pernah menjabat sebagai Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Kemendikbudristek periode 2020-2022. Dalam paparannya di lokasi sekolah yang baru saja rampung direvitalisasi, Wikan menegaskan pentingnya teaching factory guna mendukung SMK untuk terus meningkatkan keterserapan lulusannya ke DUDIKA dan teaching factory tidak sebatas meningkatkan hardskill namun juga menghidupkan softskill.
Selain itu, hadir pula Wahyo Nursanto, Direktur Akademi Teknik Mikhael Indonesia – Indonesian German Institute atau ATMI – IGI Centre, sebuah politeknik yang dikenal mumpuni dalam menjalankan dual system dalam pendidikan vokasi, dan CEO Indonesian School of Entrepreneurship, Jonathan Gultom yang berbagi seputar melakukan inovasi terhadap produk-produk yang ada sekaligus bagaimana menyusun rencana pemasaran hingga pencatatannya.
Program SMK sebagai Pusat Keunggulan (SMK PK), hadir sebagai kelanjutan dari program Revitalisasi SMK, dengan fokus pada pengembangan SDM-nya agar memiliki paradigma baru tentang pendidikan vokasi. Tujuannya, memastikan para kepala sekolah bisa memimpin perubahan, memiliki kapasitas bekerjasama dengan DUDIKA, berikut mampu mengembangkan dan mengatur road map pengembangan SMK PK.
Peningkatan dilakukan pula pada konsep pembelajaran sehingga lebih berorientasi pada produksi dan bisnis atau dikenal sebagai program teaching factory. Suasana industri dibawa ke model pembelajaran di sekolah sehingga agar siswa dapat menghasilkan produk berkualitas, kompetensi lulusannya semakin relevan dengan kebutuhan industri/jasa, yang bermuara pada penguatan daya saing tenaga kerja dan industri Indonesia.