Teknologi digital tak hanya membuka peluang bisnis baru, namun juga mengubah sistem pembayaran. Guna memperluas pilihan sistem pembayaran digital bagi nasabah, PT. Bank Sinarmas Tbk. (BSIM), menjalin kerja sama dengan PT. Cashlez Worldwide Indonesia (Cashlez) dan PT. Dimo Pay Indonesia (Dimo Pay), dua perusahaan penyedia layanan pembayaran digital. Penandatanganan Nota Kesepahaman antara BSIM dengan Cashlez dan Dimo Pay dilakukan di Indonesia Convention Exhibition (ICE), Bumi Serpong Damai, Tangerang, Banten pada Rabu (30/08) oleh Freenyan Liwang, Direktur Utama BSIM, Tee Teddy Setiawan, Direktur Utama Cashlez dan Brata Ruzano Rafly, Direktur Utama Dimo Pay. Penandatangan memorandum of understanding (MoU) antara BSIM, Cashlez dan Dimo Pay ini disaksikan oleh Presiden RI, Joko Widodo.
“Sesuai dengan visi kami, Bank Sinarmas akan terus memperluas layanan berbasis digital bagi para nasabah. Selain meningkatkan efisiensi, penggunaan metode-metode baru dalam pembayaran digital akan menjaga layanan kami selalu sejalan dengan kemajuan teknologi,” ujar Freenyan Liwang.
Pembayaran transaksi secara digital telah lazim dilakukan dalam 15 hingga 20 tahun terakhir. Namun pembayaran melalui sistem daring menggunakan kartu kredit atau debit lazimnya hanya dilakukan melalui mesin EDC atau Electronic Data Capture. Mesin ini dipinjamkan oleh bank kepada pemilik bisnis, untuk meregistrasi pembayaran dengan cara menggesekkan kartu di mesin EDC. Bank akan melakukan instalasi EDC dan memberitahukan cara penggunaannya. Setelah itu, Bank juga akan melakukan pengkinian piranti lunak pada EDC. Karena adanya biaya investasi yang besar dan proses instalasi serta perawatan yang rumit, mesin EDC biasanya hanya digunakan oleh pemilik bisnis atau layanan jasa berukuran besar. Kesulitan lain yang umum terjadi pada pemakaian mesin EDC adalah konsumen gagal melakukan pembayaran karena koneksi yang buruk menyebabkan mesin EDC sulit tersambung ke internet.
Kini, dengan adanya Cashlez, pembayaran transaksi secara digital juga dapat dilakukan oleh pemilik bisnis dan penyedia jasa berukuran menengah dan kecil. Sebab, pengusaha skala kecil, mikro dan menengah hanya perlu menggunakan pembaca kartu (card reader) yang dihubungkan dengan aplikasi cashlez di telepon pintar milik konsumen untuk memproses pembayaran. Tidak seperti mesin EDC, koneksi aplikasi cashlez dan card reader hanya memerlukan low bandwidth, sehingga kemungkinan kegagalan koneksi sangat kecil. Cashlez juga menerima semua jenis kartu kredit dan debit.
Serupa dengan Cashlez, mitra BSIM yang lain, Dimo Pay, juga merupakan mobile point-of-sales (mPOS) yang dapat digunakan untuk bertransaksi dengan metode daring. Bedanya, Dimo Pay menggunakan sistem yang disebut Pay by QR. Konsumen cukup memindai kode QR yang dikeluarkan oleh merchant. Pay by QR terdapat di dalam aplikasi e-wallet sebagai fitur pembayaran dengan kode QR. Dengan begitu, layanan ini tidak berdiri sendiri dan tidak bersaing dengan layanan e-money yang sudah ada. Aplikasi e-wallet yang sudah mengintegrasikan solusi ini antara lain adalah Simobi dari Bank Sinar Mas dan Uangku, aplikasi pembayaran keluaran Smartfren.
Kementerian Koperasi memperkirakan, jumlah pelaku usaha kecil, mikro dan menengah (UMKM) hingga tahun ini telah mencapai 60 juta. Sebagian besar dari UMKM tersebut belum dapat menjangkau penggunaan pembayaran digital karena kesulitan memperoleh EDC. Padahal, Bank Indonesia (BI) telah mencanangkan program masyarakat tanpa uang tunai sejak 2010 lalu. Program ini ditargetkan dapat mengurangi beban bank sentral dalam pencetakan uang, sekaligus membuat peredaran uang tunai di masyarakat lebih terkendali.
Sejalan dengan bank sentral, Presiden Jokowi sudah menargetkan Jakarta menjalankan program cashless society pada 2016. Secara bertahap, berbagai layanan umum akan menggunakan sistem pembayaran nontunai.
Di sisi lain, data BI per Maret 2016 menyebutkan, jumlah kartu kredit yang beredar sampai dengan akhir 2015 sejumlah 16,86 juta kartu. Namun terminal point-of-sales di mana pelanggan dapat membayar secara digital baru berjumlah satu juta unit.
Kemitraan BSIM dengan penyedia layanan mPOS diharapkan dapat memperluas inklusi keuangan di kalangan UMKM, sekaligus membuat masyarakat menjadi melek teknologi. Ke depan, BSIM telah memiliki visi menjadi bank terkemuka dalam layanan digital.